Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Tahun Baru dan Balada Resolusi

Dulu setiap menjelang pergantian tahun, saya selalu membuat resolusi. Namun, efek sering gagal mewujudkan resolusi tersebut, beberapa tahun terakhir saya tidak pernah lagi membuat resolusi. Saya jalani tahun-tahun berjalan begitu saja, seperti air mengalir. Tidak ada target khusus.

Padahal bila dilakukan dengan benar, resolusi memiliki banyak manfaat. Resolusi membuat hidup kita lebih terarah. Kita jadi memiliki tujuan, sesuatu yang harus dikejar dan diupayakan.

Memiliki resolusi merupakan tanda kita memiliki harapan dan keyakinan akan kemampuan diri sendiri dalam mengubah kebiasaan untuk menjadi diri yang lebih baik.

Ilustrasi Shutterstock diambil dari fimela.com

Secara harfiah, definisi resolusi memang keputusan tegas untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Resolusi adalah susunan rencana untuk meningglkan kebiasaan kurang baik, atau malah memulai kebiasaan baik dalam hidup kita.

Buat Daftar Realistis

Dulu saya sering membuat resolusi yang mengawang-awang. Terkadang juga tidak mempertimbangkan kemampuan diri. Salah satunya memiliki resolusi untuk menjadi juara ini, juara itu, menang ini, memang itu. Padahal kemampuan saya dibidang tersebut masih harus banyak dibenahi. Alhasil, resolusi tersebut hanya sebatas mimpi.

Sebenarnya tidak masalah membuat resolusi yang wow. Hebat. Toh resolusi memang sesuatu untuk memotivasi agar kita lebih baik kan? Namun, jangan lupa, tetap harus realistis. Ukur kemampuan diri. Sehingga, kita juga lebih semangat mewujudukannya. Bukan resolusi yang hanya sekadar harapan. Angan-angan asal tulis yang entah kapan bisa diwujudkan.

Resolusi tahun ini misalkan ingin menjadi juara 1 menulis novel Dewan Kesenian Jakarta. Hanya karena hobi menulis cerita fiksi. Padahal, cara membangun plot saja masih bingung, menulis kutipan masih salah, saat menyuguhkan karakter, latar waktu/tempat tidak konsisten, atau malah tidak masuk akal.

Bukan, bukan membatasi mimpi. Namun, harus realistis. Mengapa tidak dilakukan secara bertahap? Misalkan nih, mengapa tidak membuat resolusi belajar membuat cerita-cerita pendek yang bagus dulu. Belajar membuat plot yang menarik, karakter yang konsisten, kalaupun memang nanti ada perubahan karakter dari si tokoh memang karena ada hal kuat yang mengubah karakter itu.

Kalau sudah merasa bagus, menarik, coba kirim ke media-media arus utama. Kalau memang dipublikasikan, berarti cerita kita sudah betulan bagus dan menarik.

Kalau ujug-ujug membuat target yang langsung kayak begitu nanti ujung-ujungnya kecewa. Atau malah saking merasa susahnya malah jadi diabaikan. Sudah tahu gak bakalan menang hehe.

Memang ada sih di luar sana, yang baru pertama bikin cerita, kirim ke suatu perlombaan langsung menang. Namun, saya yakin ia juga pasti melewati proses yang cukup panjang yang tanpa ia sadari. Mungkin dari rajin membaca, mengamati, atau berlatih. Saking menikmatinya tidak sadar ia sedang belajar.

Jangan Membuat Daftar yang Terlalu Banyak

Dulu saya suka membuat resolusi yang panjang dan banyak. Alhasil, suka merasa tersiksa sendiri. Akhirnya mengabaikan resolusi-resolusi tersebut saking terlalu banyaknye hehe.

Sebaiknya fokus ke satu-dua hal dulu yang benar-benar penting, atau memang sangat ingin dilakukan. Toh nanti turunan dari resolusi-resolusi itu akan menjadi banyak dan terkadang mempengaruhi kebiasaan yang lain.

Buat Resolusi Spesifik

Jangan membuat resolusi ingin lebih sehat. Itu terlalu abstrak. Akan lebih baik kalau kita membuat resolusi yang lebih spesifik, misalkan lebih banyak makan sayur/buah, menghindari makanan cepat saji yang tidak sehat, mengurangi makan mi instan, atau lebih rajin berolah raga.

Buat daftarnya lebih detail, misalkan sarapan wajib makan makanan sehat, akhir pekan wajib olahraga minimal dua jam, atau hal lainnya. Semakin detail dan semakin spesifik resolusinya, umumnya akan lebih mudah tercapai. Sebaliknya, semakin abstrak resolusinya akan semakin mudah dilupakan.

Tahu-tahu nanti sudah akan tahun baru lagi, resolusi sehatnya jadi tidak tercapai hehe.

Buat Patokan yang Bisa Kita Ukur Keberhasilannya dengan Diri Sendiri

Setiap resolusi yang kita buat, harus terukur dengan patokan yang bisa kita ukur keberhasilannya dengan diri sendiri. Jangan tergantung orang lain atau yang diluar kendali kita.

Misalkan jangan membuat resolusi harus menjadi juara umum di sekolah. Itu patokannya sudah orang lain, diluar kendali kita. Bisa saja kan ada yang lebih pintar dari kita, ada yang jauh lebih berusaha dan berkorban dari kita untuk meraih posisi tersebut.

Lebih baik bikin resolusi yang langsung dapat kita ukur sendiri, misalkan nilai pelajaran ini harus sekian, kalau ada tugas sekolah harus bisa diselesaikan dengan kualitas begini. Tentu lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Kalau pun nanti jadi juara umum itu bonus. Kalaupun nanti kita tidak menjadi juara umum, kita pun tidak akan terlalu kecewa. Toh, kita sudah lebih baik dari sebelumnya.

Ngeri memiliki suatu resolusi yang diluar kendali kita. Khawatirnya kita nanti jadi menghalalkan beragam cara. Ujung-ujungnya kita jadi licik dan picik. Tidak mau kan seperti itu?

Kalau resolusi teman-teman apa untuk 2022 ini? Resolusi saya masih disusun hehe. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *