Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Mom, Yuk Hindari Mengucapkan Kalimat Ini Kepada Anak

Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak dengan kepribadian dan perilaku yang baik. Namun sayangnya, terkadang ada banyak tindakan dan perkataan orang tua kepada anak yang justru kontradiktif dengan harapan tersebut.

Padahal, perkataan dan perilaku orang tua berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak.

Anak. | Dokumentasi Pribadi

Selain menyakiti hati si buah hati, ucapan negatif juga akan membuat perilaku positif anak tidak terbentuk secara optimal.

Apa saja kalimat negatif tersebut? Ini beberapa diantaranya!

Diam, berhenti menangis!

Duh, ternyata kalimat ini sebaiknya jangan diucapkan kepada anak, sekesal apapun kita. Tangis anak kecil terkadang memang membuat kita tidak nyaman, apalagi dilakukan terus-menerus. Bahkan ada kalanya membuat kita sakit kepala.

Bukannya diam, kalimat tersebut justru akan membuat tangis si kecil semakin meledak. Tangisnya akan semakin kencang.

Sebaiknya alihkan perhatian si kecil. Tunjukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Sehingga, ia tidak lagi menangis.

Kalau ia menangis karena tantrum, cari tahu penyebabnya, mungkin ia lapar, mengantuk atau ada keinginan yang tidak terpenuhi. Bila kita tahu penyebabnya akan lebih mudah diatasi.

Tidak ada salahnya juga bila kita membiarkan si kecil menyalurkan emosinya dengan menangis sejenak. Setelah agak tenang, baru kita tenangkan. Ajak mengobrol, sampaikan kita tidak menyukai sikapnya tersebut.

Adik kalau makan rapi, kamu kakaknya kok malah berceceran kalau makan!

Stop! Jangan lagi mengucapkan kalimat tersebut, atau kalimat sejenis.

Bila salah satu anak berbuat sesuatu yang tidak sesuai harapan kita sebagai orang tua, fokus pada dirinya saja. Jangan membawa-bawa anak yang lain. Jangan membanding-bandingkan.

Membandingkan antara kakak dan adik dapat menimbulkan persaingan dan merusak hubungan persaudaraan.

Bukankah kita sebagai orang tua ingin anak-anak kita akur? Kompak? Nah, bila terus dibandingkan antar saudara, lama-lama anak merasa ada persaingan.

Khawatirnya juga nanti tanpa disadari akan tumbuh rasa tidak suka antara anak yang satu dengan anak yang lain.

Sudah… sudah… ceritanya nanti saja, Mama lagi sibuk ngerjain ini nih!

Saat si kecil ingin berbagi cerita sebaiknya jangan ditolak. Sisihkan waktu beberapa menit untuk menanggapi celotehannya. Dengan begitu ia akan merasa disayang dan diperhatikan.

Si kecil biasanya hanya ingin berbagi cerita hal-hal yang menarik menurutnya kepada orang yang ia anggap dekat dan penting.

Bila setiap si kecil ingin berbagi cerita kita tolak, lama-kelamaan si kecil akan merasa disisihkan, menganggap dirinya tidak penting.

Jika di lingkungan keluarga ia merasa tidak dianggap, nanti ia akan merasa minder di lingkungan umum.

Tidak mau kan anak kita menjadi pribadi yang tersisihkan?

Lambat… Sini biar Mama saja!

Saat si kecil mengerjakan sesuatu dan prosesnya tidak secepat yang kita harapkan, terkadang kata-kata tersebut meluncur begitu saja tanpa bisa kita rem.

Padahal kata-kata negatif itu akan berdampak kurang baik pada psikologi si kecil. Anak jadi merasa kurang kompeten.

Beri kepercayaan pada si kecil. Biarkan ia melakukan pekerjaan tersebut semampu yang ia bisa. Bila memang prosesnya terlalu lambat, bantu tanpa menyakiti perasaannya. Kemudian di lain waktu, beri ia jeda waktu yang lebih lama, sehingga tidak harus kita buru-buru agar cepat selesai.

Selain perkataan negatif, upayakan untuk menahan diri agar tidak membentak, mencubit dan memukul anak. Bila sering dibentak, dipukul dan dicubit anak akan cenderung semakin agresif dan sulit dikendalikan. Si kecil juga lebih rentan menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan kasar.

Satu hal lagi, khawatir anak nantinya akan merasa terbiasa dibentak, dicubit dan dipukul. Ia merasa ia pantas dipukul, dicubit dan dibentak. Nanti saat ada yang mengasari, dia akan pasrah. Ia merasa, orang tua yang seharusnya melindungi dan menyayanginya saja begitu.

Tok! Tok! Tok! Amit-amit ya, khawatir ke depannya malah jadi korban kekerasan.

Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *