Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Melihat Kehidupan Anak Adopsi Melalui Drakor “It’s Beautiful Now”

Awalnya saya menonton drama Korea ini sekadar iseng. Mengisi waktu di akhir pekan yang terkadang gabut. Saat masih on going, drama Korea ini ditayangkan setiap Sabtu dan Minggu malam.

Ceritanya juga lumayan ringan. Awalnya berkisah mengenai sebuah keluarga yang terdiri dari seorang kakek dan sepasang suami-istri dengan tiga anak laki-laki dewasa.

Meski usia mereka sudah lumayan matang, ketiga anak laki-laki itu tidak ada satupun yang kepikiran untuk menikah. Bahkan tidak ada satu pun dari mereka yang memiliki pacar.

Asmara bukan hal prioritas.

Padahal saat itu, si sulung Lee Yoon Jae (Oh Min Suk) yang berprofesi sebagai dokter gigi sudah berusia 39 tahun, si tengah Lee Hyun Jae (Yoon Shi Yoon) yang berprofesi sebagai pengacara sudah berusia 35 tahun, dan si bungsu Lee Soo Jae (Seo Bun Jun) yang bekerja paruh waktu di perusahaan logistik sudah mencapai usia pertengahan 20 tahun.

Drama Korea It’s Beautiful Now. | Foto dokumentasi KBS.

Keluarga tersebut awalnya asyik-asyik saja, tidak terlalu kepikiran dengan ketiga anak-anak itu yang belum juga menikah.

Hingga suatu hari, beberapa kerabat dan teman-teman “nongkrong”, mengompori si kakek Lee Kyung Cheol (Park In Hwan) dan kedua orang tua anak-anak itu, Lee Min Ho (Park Sang Won) dan Han Kyung Ae (Kim Hye Ok), agar mendesak anak-anak tersebut segera menikah. Setidaknya, anak pertama dan kedua.

Namun, seiring berjalannya cerita, drama Korea ini tidak hanya fokus dengan ketiga anak bujang yang mengejar cinta mereka. Namun, juga menceritakan kehidupan anak adopsi yang begitu kompleks.

Sering Dirundung

Min Ho ternyata anak adopsi. Ia diadopsi Lee Kyung Cheol saat masih duduk di Sekolah Dasar (SD).

Saat orang tua Min Ho meninggal karena kecelakaan, sang paman menitipkan Min Ho ke salah satu panti asuhan. Ia enggan merawat dan membesarkan Min Ho. Hal tersebut sepertinya karena ia sudah memiliki keluarga sendiri. Si paman tidak mau ribet dan terbebani dengan mengurus anak dari saudara kandungnya.

Berstatus sebagai “anak terbuang” di panti asuhan, membuat Min Ho kerap dirundung oleh teman-temannya. Ia sering diganggu beberapa anak dan tidak pernah berani melawan.

Beruntung, suatu hari saat Min Ho dirundung, Lee Kyung Cheol melintas dan melihat perundungan tersebut. Ia menolong Min Ho dan menghentikan perundungan itu.

Beberapa waktu kemudian, ia lalu mengadopsi Min Ho secara resmi.

Baik ke Anak Lain, Agar Anak Kandung Diperlakukan dengan Baik

Lee Kyung Cheol ternyata mengadopsi Lee Min Ho bukan tanpa maksud.

Saat bertemu Lee Min Ho, Lee Kyung Cheol ternyata baru kehilangan anaknya yang berusia dua tahun. Saat itu sang anak dititipkan sementara di salah satu panti asuhan karena ia terkena tuberculosis (TBC).

Ia harus dirawat di rumah sakit selama beberapa bulan. Ia tidak mengajak anaknya karena khawatir si buah hati ikut tertular. Mau dititipkan ke kerabat, satu-satunya kerabat yag ia miliki saat itu tinggal di Amerika. Sedangkan sang istri sudah meninggal lebih dulu karena terkena kanker hati.

Akhirnya dengan sangat terpaksa, ia menitipkan si anak ke panti asuhan untuk sementara waktu. Saat sembuh, ia berniat akan mengambil kembali anak tersebut. Namun sayangnya, saat ia sudah sehat, si anak sudah tidak ada di panti asuhan. Hilang tanpa jejak.

Akhirnya saat bertemu Min Ho, ia memutuskan mengadopsi anak itu. Pertama, karena kasihan melihat Min Ho kerap dirundung. Kedua, dengan mengadopsi Min Ho dan merawatnya dengan baik seperti anak sendiri, ia berharap anak perempuan balitanya juga diadopsi dan dirawat dengan baik oleh salah satu keluarga hingga ia bisa menemukan anak tersebut dan merawatnya sendiri.

Krisis Identitas

Si anak perempuan Lee Kyung Cheol,  Jin Soo Jung atau Jung Eun (Park Ji Young), ternyata hilang dari panti asuhan karena tersesat. Ia kemudian ditemukan sepasang suami istri yang tidak dikaruniai anak.

Namun, Lee Jung Eun yang kemudian berubah nama menjadi Jin Soo Jung, ternyata tidak diadopsi. Ia didaftarkan sebagai anak kandung keluarga yang merawatnya. Setelah itu, tidak lama mereka pindah ke Prancis dan baru kembali ke Korea Selatan setelah Jung Eun dewasa.

Alhasil, meski Lee Kyung Cheol terus mencari keberadaan Jung Eun, ia tidak pernah ditemukan.

Meski Jung Eun tahu ia anak adopsi, ia tidak pernah mau mencari keluarga kandungnya. Ia hidup dengan identitas sebagai Jin Soo Jung. Apalagi ia juga dibesarkan dengan baik, dirawat seperti halnya anak kandung.

Meski demikian, ia tetap merasa ada “lubang” dalam hatinya. Ia merasa sebagai anak yang tidak diinginkan. Dibuang. Meski kenyataannnya tidak seperti itu.

Sebagai anak adopsi, Jin Soo Jung merasa tidak memiliki “akar”. Ia bahkan tidak pernah mau melakukan tes kesehatan. Sebab, beberapa pertanyaan di tes kesehatan tersebut selalu menanyakan penyakit yang (pernah) diderita oleh kedua orang tuanya. Sementara, ia tidak tahu siapa orang tuanya. Bahkan hingga usianya mencapai 50 tahun lebih.

Saat ibu angkatnya meninggal, menyusul ayah angkatnya yang sudah berpulang lebih dulu, Jin Soo Jung tetapkeukeuh tidak mau mencari keluarga kandungnya. Padahal sebelum meninggal, sang ibu angkat berpesan agar Soo Jung mencari keluarganya.

Terlebih mencari keluarga kandung di Korea Selatan ternyata tidak susah ya, ada pusat pelayanan khusus yang membantu hal tersebut. Kita hanya perlu datang ke sana dan tes DNA.

Soo Jung baru terpanggil mencari keluarga kandungnya saat anaknya yang perempuan Hyun Mi Rae (Bae Da Bin) mengatakan, “hubungan awal seorang anak adalah dengan orang tuanya. Bila hubungan tersebut baik, baiklah hubungan si anak secara keseluruhan, tetapi bila tidak berhasil, tidak akan berhasil juga hubungan si anak secara umum.”

Kata-kata tersebut Hyun Mi Rae dapat dari Lee Min Ho, ayah pacarnya Hyun Mi Rae, Lee Hyun Jae, yang belakangan diketahui ternyata anak adopsi ayah kandungnya Soo Jung, Lee Kyung Cheol.

Saat itu, keadaan Soo Jung sangat kacau. Hubungan dengan keluarga suami mengalami friksi. Itu makanya Hyun Mi Rae mendorong sang ibu untuk mencari keluarga kandungnya agar hubungan sang ibu dengan keluarga ayahnya (kembali) harmonis.

Anak Adopsi Bisa Kok Rasa Anak Kandung

Anak-anak adopsi di Drama Korea Ini, Lee Min Ho dan Jin Soo Jung, dibesarkan dengan tulus oleh keluarga angkat mereka. Mereka tidak hanya dirawat dengan baik, tetapi juga diberi pendidikan yang memadai.

Alhasil saat sudah dewasa, meski mereka hanya berstatus sebagai anak adopsi, mereka tetap secara tulus menyayangi orang tua adopsi yang membesarkan mereka.

Saat orang tuanya sakit, tidak lagi sekuat dulu, mereka merawat seperti layaknya anak kandung. Mereka juga memberi perhatian seperti layaknya anak kandung.

Tidak hanya si anak yang dibesarkan yang sayang dengan tulus kepada si orang tua adopsi, si menantu dan cucu-cucunya juga sangat sayang.

Hukum tabur-tuai ya. Walaupun bukan “darah-daging” sendiri, kalau disayangi dengan tulus, anak adopsi juga akan sama sayangnya dengan anak kandung.

Perlu Waktu untuk Percaya Orang Tua Adopsi Sayang dengan Tulus

Hal ini dialami oleh Lee Min Ho.

Sebelum diadopsi oleh Lee Kyung Cheol dan tinggal di panti asuhan, Lee Min Ho sepertinya pernah tinggal sementara waktu dengan keluarga sang paman.

Tidak diceritakan secara mendetail, tetapi sepertinya sang paman dan keluarga tidak memperlakukan Min Ho dengan baik.

Sehingga, meski Lee Kyung Cheol memperlakukan Min Ho dengan baik, pada saat-saat awal diadopsi, Min Ho tidak begitu percaya bahwa Lee Kyung Cheol menyayanginya dengan tulus.

Ia bahkan sempat merasa ketakutan saat tidak sengaja merusak televisi. Padahal, Lee Kyung Cheol tidak marah sama sekali.

Orang Lain Terkadang Lebih Sayang Dibanding Kerabat Sendiri

Paman Min Ho tidak hanya menolak merawat Min Ho saat kecil. Saat Min Ho sudah dewasa, menikah dan punya anak, si paman tiba-tiba datang menemui Min Ho. Bukan untuk menanyakan kabar, tetapi mau memberi tahu kalau tanah peninggalan orang tua Min Ho akan ia jual. Uangnya tentu untuk si paman dan keluarga.

Min Ho tentu sangat “patah hati”.

Beruntung, tanpa sepengetahuan Min Ho, ayah angkatnya Lee Kyung Cheol, menemui sang paman. Ia menawarkan sejumlah uang dan meminta sang paman untuk tidak lagi menemui Min Ho dan tidak membahas mengenai penjualan tanah peninggalan orang tua Min Ho.

Duh, kadang memang kerabat sendiri suka sejahat dan seserakah itu. Orang lain malah lebih baik.

Episode Super Panjang

Episode drama Korea ini lumayan panjang. Ada 50 episode. Pertama kali ditayangkan awal April 2022 dan baru berakhir pertengahan September 2022 lalu.

Meski demikian, ceritanya tetap menarik.

Tidak bikin penasaran seperti Drama Korea “Big Mouth” sih, tidak juga seinspiratif “Twenty Five Twenty One”. Namun, ceritanya relate banget dengan kehidupan sehari-hari. Jadinya, meski ringan tetap menarik.

Bagaimana seorang pemilik firma hukum saat pedekate dengan cowok yang ia taksir, berusaha mendapat nomor teleponnya, mengajak “jalan” duluan tanpa merendahkan harga diri.

Bagaimana saat kita naksir seseorang, tiba-tiba si mantan pacar gebetan muncul. Ingin menarik perhatian kembali orang yang kita taksir.

Belum lagi gambaran cerita seorang ibu yang jealous dengan para (calon) menantu perempuannya. Ia merasa anak laki-lakinya lebih sayang (calon) istrinya dibanding dirinya yang sudah melahirkan dan merawat mereka.

Bagaimana saat para menantu perempuan berebut perhatian si ibu mertua.

Atau konflik antara istri dengan adik ipar perempuan, mertua perempuan dengan menantu perempuan yang tinggal satu rumah.

Banyak deh.

Lebih seru menonton sendiri.

Kuys.

Selamat menonton. Salam! (*)

19 comments on “Melihat Kehidupan Anak Adopsi Melalui Drakor “It’s Beautiful Now”

  1. Saya selalu salut dengan orang tua adopsi yang bisa merawat anak adopsinya seolah anak sendiri. Butuh kebesaran hati melakukannya. Film ini ternyata mengajarkan banyak hal ya …. dinamikanya kaya pelajaran kehidupan, selain mengenai kehidupan anak adopsi.

  2. Memang nih biar makin mantap keseruannya saya harus nonton langsung sendiri. Kalau cuma baca bocoran begini malah makin gregetan ya. Hahaha …
    Kebetulan nih punya voucher nonton drama
    Asyik bisa dipakai

  3. Saya baca dari tulisan mbak aja deh sepertinya ini, mau anteng lihat drakornya pasti juga gak konsen, masih banyak gangguan dari si krucil, Mbak, huaaaaaaa

    Anyway lama banget gak nonton drakor tema yang beginian, apalagi anak adopsi. Terakhir banget Endless Love itu, dulu ditayangin di tv. Kalau nonton sekeluarga, wuakakakak

  4. Drakor emang nggak ada matinya nya mbak. Menurutku ceritanya selalu menarik, termasuk it’s beautiful now. Beratnya adalah nyisihin waktu buat nontonnya itu

  5. 50 episode yang worth it…ceritanya menarik nih, di bagian kerabat sendiri suka sejahat dan seserakah itu dan orang lain malah lebih baik, ku setujuuu…juga pesan moral lainnya seputar hubungan keluarga di keseharian.

  6. Saya udah jarang sih ngedrakor, nonton drakor biasanya saya lakukan saat nyetrika, hehe … biar nggak bosan gitu. Memang drakor ini ceritanya menarik, ngambil tema dari kehidupan sehari-hari.

  7. Wow, 50 episode. Yang nonton on going kudu sabar setia nontonnya. Hihi
    Tiap episode tayang seminggu berapa kali mba?
    Asalkan tiap episodenya alur cerita bikin penasaran dan konfliknya ngga muter itu-itu aja, ya tetep asyik nontonnya.

  8. menariiik ulasannya mbaaak, termasuk slice of life ya genrenya, apalagi tema keluarga ini menurutku punya porsi tersendiri kalau mau ditonton karena biasanya related dengan kehidupan sehari-hari

  9. menarik mbak ulasannya, jadi ingin nonton filmnya juga, dari beberapa kisah anak adopsi yang saya ketahui baik kerabat maupun teman memang banyak lika llikunya, tapi saya percaya tebar tuai, perlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan

  10. Aku sangat menikmati drama eps panjang, sebenernya.
    Tapi bener-bener kudu fokus, hehee.. soalnya masalahnya pasti lebih kompleks dari 16 eps.
    Salut dengan drama It’s Beautiful Now yang ratingnya lumayan tinggi, diatas 20% dengan segala lika-likunya.

  11. saya bacain daria wal sampai akhir seperti hanyut dalam ceritanya, membayangkan dengan imaginasi saya tentang cerita ini. suka banget mba menulis jalan ceritanya, enak ngalir gitu aja, jalan cerita yang complicated menjadi lebih ringan bayanginnya

  12. Belum pernah nonton drakor ini. Ceritanya kayak nyata ya. Anak yang diadopsi biasanya tertutup sih menurutku. Mungkin dlm drakor 3 anak adopsi itu Krn latar belakang hidupnya sehingga malas untuk menikah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *