Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Sekolah TK, Pilih yang Berkualitas Atau Dekat Rumah?

Meski tahun ajaran baru baru akan dimulai pertengahan 2022 mendatang, tetapi sudah mulai banyak sekolah swasta yang membuka pendaftaran untuk para murid baru, mulai dari PG/TK hingga SMA/SMK. Informasi-informasi tersebut sudah mulai banyak terlihat, baik melalui media sosial maupun whatapps grup.

Sekolah TK. | Dokumentasi Pribadi

Pada saat-saat seperti ini, para orang tua biasanya mulai galau, bingung pilih-pilih sekolah untuk si buah hati. Apalagi orang tua yang anaknya baru akan masuk play group (PG) atau Taman Kanak-kanak (TK). Beberapa ada yang merasa gamang, antara memasukan anak ke PG/TK berkualitas, atau cukup yang dekat rumah saja. Toh baru TK. Masih main-main, belum belajar secara serius.

Berkualitas Atau Dekat dari Rumah?

Idealnya memang menyekolahkan anak di sekolah berkualitas yang dekat rumah. Apalagi anak PG/TK masih baru belajar sekolah.

Terkadang mereka sulit bangun pagi. Meski dikuprak-kuprak, masih saja tidur hehe. Apalagi saat diminta sarapan. Hadeeeh… butuh perjuangan luar biasa. Kadang mereka beralasan masih mengantuk sehingga belum nafsu untuk makan.

Namun sayangnya, tidak semua sekolah berkualitas (menurut masing-masing orang tua) tidak selalu dekat rumah.

Alhasil, ada beberapa orang tua yang galau memasukan anaknya ke PG/TK berkualitas, atau yang dekat rumah?

TK Pondasi Dasar Pendidikan Anak

Kalau menurut saya pribadi, anak TK itu seperti kertas putih. Mereka benar-benar belum “diisi”. Masih polos. Oleh karena itu, orang tua harus benar-benar memilihkan sekolah yang cocok untuk mereka. Mungkin disesuaikan dengan kondisi, kemampuan finansial, dan hal lain. Setiap keluarga pasti berbeda-beda.

Kalau bisa jangan asal pilih TK hanya karena dekat rumah. Sehingga, tidak ribet harus antar dan jemput si buah hati saat akan berangkat dan pulang sekolah. Kalau sekolahnya cukup bagus tidak masalah, tetapi kalau asal-asalan dan anak merasa tidak cocok bersekolah di tempat itu jangan dipaksakan.

Kalau saya dulu mencari TK yang bisa mengajari anak saya membaca dan menulis huruf latin dan huruf hijaiyah tanpa dipaksakan. Tanpa membuat anak menangis-nangis. Belajar tetapi bisa tetap menyenangkan.

Kebetulan saya tidak cukup sabar mengajari anak untuk hal-hal yang seperti itu. Kalaupun saya paksakan khawatir nanti malah membebani anak. Nanti malah tidak baik untuk masa depannya. Anak jadinya malah malas belajar membaca dan menulis.

Lho, bukannya anak TK tidak boleh dipaksa belajar menulis dan membaca? Yup, teorinya memang seperti itu. Namun, kalau si kecil tidak bisa membaca dan menulis, saat masuk SD akan kesulitan.

Anak SD sekarang beda lho sama zaman kita dulu. Dulu mah pas awal masuk SD diajarin mengenal dan menulis huruf/angka dulu. Guru kelas satu sabar membimbing setiap murid agar lancar membaca dan menulis.

Kalau anak sekarang, masuk SD sudah dituntut harus bisa belajar membaca dan menulis, bahkan pemahaman berdasarkan logika.

Guru SD kelas 1 bukannya tidak mau mengajari, tetapi kondisinya sudah berbeda. Kalau pelan-pelan mengajari murid membaca dan menulis, pelajaran yang harus disampaikan bisa jauh tertinggal.

Itu makanya cari TK yang bisa membimbing anak menulis dan membaca dengan fun.

Saya soalnya tipikal ibu yang malas me-les-kan anak. Kasihan anak, sudah letih di sekolah harus juga belajar tambahan di tempat les. Apalagi masih kecil. Mungkin lain hal kalau sudah beranjak lebih besar.

Selain mencari TK yang bisa mengajarkan baca-tulis yang menyenangkan, saya juga mencari TK yang bisa memupuk kebiasaan baik anak.

Di rumah kan bisa? Iya, bisa dicontohkan oleh orang tua. Namun, kebiasaan baik anak itu tidak hanya bertumpu pada orang tua, tetapi juga lingkungan sekitar, salah satunya sekolah.

Cari Testimoni dari Orang Tua Siswa yang Kita Kenal

Sebelum memasukan anak ke suatu sekolah saya biasanya sibuk mencari beragam informasi terlebih dahulu. Selain mencari melalui media sosial, website atau blog, saya biasanya mencari tahu melalui orang tua yang pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Kebetulan ada saja teman atau tetangga yang anaknya sekolah di sekolah itu.

Mencari gambarannya seperti apa, baik biaya maupun metode belajarnya. Setelah itu survei ke sekolahnya sambil membawa anak. Kalau anaknya suka, kita pun cocok, baru daftar.

Dulu ada teman yang menyekolahkan anaknya di suatu TK, ternyata tidak cocok. Ia merasa guru-gurunya kurang perhatian, metode belajarnya tidak terlalu menyenangkan, saat murid kurang mengerti, dibiarkan. Tidak dibimbing secara maksimal. Akhirnya ia memindahkan anaknya ke sekolah lain, menunggu tahun ajaran baru.

Anaknya sekolah ulang dari TK A. Jadi, rugi setahun kan?

Jadi, sebaiknya memang survei dan cari informasi dulu.

Jangan Menyekolahkan Anak Terlalu Kecil

Sebaiknya menyekolahkan anak sesuai usia. Jangan masih terlalu kecil sudah dipaksakan untuk sekolah TK. Apalagi bila itu keinginan orang tua, bukan anak. Lain hal mungkin kalau anaknya memang sudah ingin sekolah.

Kalau orang tua yang memaksakan anak sekolah, biasanya nanti sekolahnya juga tidak akan benar. Sehari sekolah, sehari tidak. Sehari sekolah, seminggu bolos. Dulu ada anak tetangga yang seperti itu.

Kalau sudah sesuai usia, biasanya anak-anak yang sebaya anak kita kan juga sudah mulai sekolah. Biasanya saat melihat tetangga yang sebaya mulai bersekolah, anak juga semangat untuk bersekolah. Kalau sudah semangat bersekolah, tidak akan ada drama bangun pagi hehe.

Selamat Mencari Sekolah untuk Si Buah Hati. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *