Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Cara Mengusir Kucing Liar yang Hobi Membawa “Bingkisan”

Beberapa bulan lalu, suka ada (maaf) tikus mati di halaman rumah. Terkadang di depan rumah, di samping, atau di belakang. Dulu saya dan suami mengira mungkin ada tetangga di sekitar rumah yang menebarkan racun tikus, sehingga ada tikus mati yang nyasar ke halaman rumah.

Gambar diambil dari arenalte.com

Namun, semakin lama kok semakin sering. Nyaris setiap pagi suka ada bangkai tikus di halaman rumah. Tikus mati tersebut terkadang malah tergeletak di atas sandal yang kami simpan di depan pintu masuk ruang tamu. Seperti ada yang sengaja menyimpan di situ. Alhasil, karena jijik sandal yang terkena bangkai tikus itu dibuang.

Setelah berlangsung cukup lama, saya akhirnya tahu. Bukan tetangga yang suka menebar racun tikus, tetapi ada kucing liar yang suka berburu tikus, lalu tikus yang sudah mati tersebut dibawa ke halaman rumah. Saya tahu karena pernah melihatnya secara langsung. Si kucing membawa tikus mati (entah dari mana) terus menggeletakannya begitu saja di halaman rumah.

Kesalnya lagi, kucing itu terkadang berburu tikus jauh dari tempat saya tinggal. Saya pernah melihat si kucing sedang berjalan sambil menggigit tikus di depan sebuah SMP yang jaraknya sekitar 400 meter dari rumah. Waktu itu saya sedang naik motor akan pergi ke suatu tempat.

Saat melihat kucing itu, langsung terbersit dalam hati, saat pulang ke rumah nanti pasti di rumah ada bangkai tikus. Benar, saat pulang sudah tergeletak tikus mati di halaman samping rumah. Kesal banget! Sebal!

Apalagi kucing liar itu adalah kucing yang dulu kerap saya kasih makan. Saat baru lahir ia ditelantarkan ibunya di halaman belakang rumah. Efek kasihan, suka saya beri susu atau ikan secara berkala.

Setelah beranjak dewasa kucing itu menghilang. Ia hanya sesekali melintas di halaman rumah. Kalau ia melintas, biasanya saya beri makan. Kasihan.

Sempat Diusir Secara Halus hingga Frontal

Selama beberapa bulan saya berjuang mengusir kucing liar itu. Setelah tahu ia yang suka membawa tikus mati, kucing itu selalu saya usir setiap kali melintas di halaman rumah.

Awalnya hanya bilang hush, hush! Namun karena bandel dan tetap saja selalu membawa tikus mati setiap kali saya sedang lengah atau tidak di rumah. Akhirnya suka saya usir dengan menyiram air dari keran.

Tapi dia balik lagi, balik lagi. Bahkan setelah saya usir-usir seperti itu, dia jadi semakin parah. Jadi semakin sering membawa tikus mati. Terkadang dalam sehari dia bisa membawa dua hingga tiga tikus mati. Tak ayal saya semakin sebal.

Takut kan ya, tikus sumber penyakit. Apalagi yang sudah mati seperti itu.

Lama-lama saya letih juga “berantem” sama kucing itu. Akhirnya saya biarkan saja. Setiap kali dia melintas di halaman rumah, saya pura-pura tidak lihat. Bahkan saat ia membawa tikus dan menggelatakn tikusnya di halaman rumah. Saya santai saja seperti tidak terjadi apa-apa. Tidak saya usir, tidak saya hush, atau siram dengan air keran.

Saat kucing itu malas-malasan di tempat motor saya biasa parkir juga saya biarkan, saya melintas begitu saja. Saya parkirkan saja motornya di tempat yang masih kosong.

Pokoknya saya anggap kucing itu tidak ada. Invisible. Tidak terlihat.

Lama-lama kucing itu tidak pernah membawa tikus lagi. Ia bahkan tidak pernah lagi melintas di halaman rumah. Entah sekarang pergi kemana, menghilang begitu saja.

Dari kasus ini saya jadi belajar, jangankan manusia, kucing aja pergi ya kalau dicuekin, dianggap tidak ada hehehe. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *