Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Ini 5 Fakta Menarik Hutan Indonesia. Sudah Tahu?

Hutan adalah kawasan tertentu yang ditumbuhi pepohonan atau vegetasi kayu-kayuan yang mendominasi sumber daya alam di daerah tersebut.

Lalu, apa fakta menarik dari hutan Indonesia?

Setengah Wilayah Indonesia adalah Hutan

Berdasarkan data yang dirilis Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia,  pada 2019, lebih dari setengah wilayah daratan Indonesia adalah hutan. Bila dipresentase jumlahnya mencapai 50,1 persen, atau 94,1 juta hektar dari total daratan.

Hutan di kawsan Sei Ladi, Batam, Kepulauan Riau. | Foto dokumentasi ATB

Negeri kita tercinta ini menyumbang sekitar dua persen dari total luas hutan dunia. Bila diurutkan, berdasarkan data yang dirilis kompas.com, Indonesia menduduki peringkat ke-8 hutan terluas di dunia, setelah Rusia, Brazil, Kanada, Amerika Serikat, China, Australia, dan Republik Kongo.

Sumber Obat-Obatan Penting

Selain menjadi satu dari 10 hutan terluas di dunia, hutan Indonesia juga menyimpan sejumlah obat-obatan penting. Hutan #IndonesiaBikinBangga.

Sumber obat-obatan penting. | Foto shutterstock diambil dari suara.com

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh One Tree Planted, dari hutan hujan tropis yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua saja ada sekitar 25 persen obat-obatan yang berasal dari tanaman.

Salah satu tanaman obat yang berasal dari hutan Indonesia adalah rumput balsem. Tanaman ini berkhasiat untuk menghilangkan letih dan membuang angin. Ada juga tapak limau yang bermanfaat untuk mengobati sakit perut dan bisul. Selain itu, ada cakar ayam yang dapat dijadikan ramuan obat untuk penyakit paru-paru.

Getah pohon jarak dapat digunakan sebagai cairan antiseptik obat sariawan dan gangguan pada mulut, mulai dari bau mulut hingga sakit gusi. Alang-alang dapat digunakan sebagai pereda demam dan menghentikan pendarahan. Daun Sambiloto dapat digunakan sebagai penawar racun, desentri, malaria, tifus, dan sakit perut.

Bahkan beberapa tanaman herbal yang tumbuh di hutan Indonesia, seperti daun kelor, jahe merah, temulawak, kencur, kunyit, dan cengkeh dapat membantu menghambat dan mencegah infeksi dari virus Covid-19.

Sumber Pangan

Hutan Indonesia juga menjadi sumber pangan. Tempat hidup dan tumbuh makanan-makanan bergizi. Dari hutan, kita dapat mengkonsumsi jamur hingga hewan liar, seperti ayam hutan, burung, kelinci, yang kaya akan lemak dan mikronutrisi.

Sumber pangan. | Foto dokumentasi mongabay.co.id

Masih adakah ayam hutan di hutan Indonesia? Ada! Ayam hutan masih hidup di beberapa hutan tropis di wilayah Sumatera dan Jawa. Sementara, kelinci di hutan Sumatera.

Selain itu ada aneka buah-buahan lezat yang kaya vitamin, mulai dari durian, belimbing, ciplukan, buni, cempedak,  hingga gandaria. Ada rebung bambu juga sebagai sumber serat, pakis sebagai sumber karbohidrat kompleks dan minyak dasar.

Ada Sembilan Jenis Hutan

Berdasarkan situs lindungihutan.com, ada sembilan jenis hutan di Indonesia, yaitu hutan bakau, hutan mangrove, hutan lumut, hutan rawa, hutan sabana, hutan stepa, hutan musim, hutan hujan tropis, dan hutan gugur.

Hutan Mangrove. | Dokumentasi Pribadi

Banyaknya hutan yang ada di Indonesia, otomatis membuat Indonesia kaya akan flora dan fauna yang hidup di hutan-hutan tersebut. Tidak diragukan #HutanKitaSultan. Itu makanya hutan Indonesia menjadi “surga” bagi para peneliti (asing).

Paru-Paru Ketiga Dunia

Indonesia merupakan salah satu negara penyerap emisi karbon terbesar di dunia. Berdasarkan data World Resources Institute (WRI) yang dikutip detik.com, hutan tropis Indonesia yang merupakan “paru-paru dunia” menempati peringkat ketiga terbesar setelah Brasil dan Republik Demokrasi Kongo.

Kondisi Hutan Indonesia Saat Ini

Mirisnya, meski memiliki fakta-fakta menarik yang begitu membanggakan, jumlah hutan di Indonesia terus menyusut. Laju kehilangan hutan di Indonesia begitu cepat.

Berdasarkan data yang dirilis World Wildlife Fund yang dikutip goodnewsfromindonesia.id, dari sekitar 74 juta hektar hutan yang dimiliki Kalimantan, pada 2005 hanya tersisa 75 persen. Angka tersebut terus menyusut. Pada 2015 menjadi 55 persen. Bila laju penebangan hutan tidak berubah, dalam waktu dekat ini bukan tidak mungkin luas hutan di Kalimantan hanya akan tersisa sepertiga.

Apa Penyebab Luas Hutan Indonesia Berkurang?

Salah satu ancaman terhadap hutan Indonesia adalah pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan peningkatan produk yang berbahan dasar kayu. Kayu-kayu tersebut digunakan untuk membuat bangunan, furniture hingga alat pelengkap untuk pengiriman logistik. Nah, seperti yang kita tahu, kayu yang digunakan umumnya berasal dari hutan yang ditebang.

Kota berkembang, penduduk bertambah. | Foto dokumentasi pribadi.

Selain itu, dengan bertambahnya jumlah penduduk, permintaan konversi hutan untuk dijadikan sebagai pemukiman, pertanian, perkebunan –sawit salah satunya, pembukaan jalan juga semakin meningkat.

Batam, Kepulauan Riau, merupakan salah satu kota, yang (sempat) menjadikan hutan lindung sebagai pemukiman, perumahan, bahkan kantor pemerintahan.

Berdasarkan keterangan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Kota Batam, Achyar Arfan yang dikutip riau1.com, di Batam ada sekitar 1.300 hektar lebih lahan yang termasuk dalam hutan lindung. Mirisnya, tidak hanya pemukiman, tetapi juga kantor pemerintahan, mulai dari Kantor Wali Kota Batam hingga kantor BP Batam.

Selain jumlah penduduk yang meningkat, alih fungsi, ancaman keberlangsungan hutan adalah kebakaran. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pada 2021 luas kebakaran hutan dan lahan (karhutala) Indonesia di kawasan konservasi mencapai 38.665 hektare. Secara kumulatif, dalam kurun waktu 2015-2021, kasus karhutla di wilayah konservasi mencapai 973.357 hektar.

Apa Dampak Terburuk Bila Hutan Terus Berkurang dan Rusak?

Salah satu dampak yang akan terasa bila hutan terus berkurang dan rusak adalah menurunnya kualitas oksigen. Seperti yang kita tahu, hutan merupakan produsen terbesar yang menghasilkan oksigen (O2). Hutan juga membantu menyerap rumah kaca yang menjadi salah satu pemicu terjadinya pemanasan global.

Kesulitan air bersih. | Foto Dokumentasi Pribadi.

Bila lahan hutan semakin sedikit, pepohonan semakin berkurang, kualitas dan kuantitas oksigen yang dihasilkan juga otomatis akan menurun. Alhasil, kualitas dan kuantitas “paru-paru” bumi juga akan menurun.

Bila hutan rusak dan jumlahnya berkurang, bencana juga di depan mata, baik bencana kekeringan, tanah longsor hingga banjir besar.

Masih ingat kah banjir bandang yang melanda Kalimantan Selatan awal 2021 lalu? Greenpeace Indonesia yang dilansir CNN Indonesia menduga banjir tersebut akibat berkurangnya kemampuan Daerah Aliran Sungai (DAS) menampung air akibat tutupan hutan yang berkurang drastis.

DAS merupakan wilayah yang seharusnya menampung air hujan di Kalimantan Selatan. Sepanjang medio 2001 hingga 2019 DAS di wilayah tersebut  diperkirakan kehilangan sekitar 304.225 hektar tutupan hutan. Hutan tersebut telah berubah menjadi perkebunan kelapa sawit.

Berkurangnya hutan juga akan berpengaruh terhadap pasokan air bersih. Dilansir dari Food and Agriculture Organization of the United Nations yang dikutip kompas.com, kondisi hidrologis dan ekologis hutan berperan untuk memaksimalkan hasil air, mengatur aliran musiman, dan memastikan kulitas air. Berkurangnya hutan akan menyebabkan rendahnya transpirasi yang kemudian menurunkan curah hujan dan rendahnya air hujan yang terserap. Sehingga pasokan air bersih dalam batuan di bawah tanah berkurang.

Alhasil, kekeringan akan melanda. Duh, padahal seluruh mahluk hidup membutuhkan air bersih. Tidak terkecuali.

Hal lain yang mengerikan apabila jumlah hutan terus tergerus, ekosistem hutan akan terganggu. Flora dan fauna tertentu tidak lagi memiliki tempat untuk tumbuh dan hidup. Padahal banyak hewan dan tumbuhan hutan yang sangat bermanfaat untuk manusia, baik untuk sumber pangan, maupun obat-obatan.

Apa yang Harus Kita Lakukan?

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu menjaga hutan Indonesia. Untuk melakukan sesuatu #UntukmuBumiku, mulai dari hal-hal sederhana hingga yang spektakuler.

Meminimalisir Penggunaan Barang Berbahan Dasar Kayu

Langkah awal yang paling mudah adalah meminimalisir penggunaan barang berbahan dasar kayu. Bila ada produk dengan bahan lain yang sama bagus dan awetnya lebih baik menggunakan produk tersebut.

Paperless. | Foto diambil dari teknologi.id

Kalaupun memang harus menggunakan furnitur atau barang lain berbahan kayu, gunakan kayu yang sudah diawetkan sehingga masa pakainnya lebih lama. Selain itu, bila tidak terlalu krusial jangan setiap tahun mengganti furniture (kayu) hanya untuk mengikuti tren atau sekadar bosan. Ingin mengganti suasana rumah misalkan.

Gunakan barang berbahan kayu tersebut hingga habis masa pakainnya. Hingga benar-benar tidak bisa lagi digunakan.

Minimalisir juga penggunaan kertas dan tissue. Bila tidak terlalu krusial, dokumen-dokumen tidak harus dicetak, cukup diakses melalui softcopy. Bila masih bisa menggunakan lap kain, jangan gunakan tissue. Ingat lho, kertas dan tissue berasal dari kayu, dan kayu berasal dari hutan.

Semakin banyak permintaan barang yang berbahan dasar dari kayu, pasti akan semakin banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Nah, dengan kita lebih bijak menggunakan barang-barang tersebut, diharapkan penebangan pohon juga akan lebih terkendali.

Membantu Mencegah Terjadinya Kebakaran Hutan

Kebakaran hutan menjadi momok tersendiri. Kita sebagai orang awam bisa membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan. Bagaimana caranya? Saat berkunjung atau berwisata ke hutan-hutan wisata hindari aktivitas yang menghasilkan percikan api, apalagi saat cuaca panas dan kering.

Jangan membuang puntung rokok sembarangan. | Foto diambil dari CNN Indonesia

Jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi masih menyala, hindari menyalakan kembang api, jauhkan kendaraan dari rumput kering karena panas knalpot dapat memicu rumput terbakar, kalau membuat acara di hutan dengan menyalakan api unggun, pilih lokasi terbuka dan jauh dari tumbuhan yang mudah terbakar. Jangan lupa, setelah selesai, padamkan api, jangan sampai ada titik api yang tersisa.

Beberapa waktu lalu, Pulau Komodo di Kabupaten Manggarai Barat terbakar akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan. Lahan yang terbakar mencapai 10 hektar.

Reboisasi

Bila memungkinkan bisa melakukan reboisasi, penanaman kembali pohon di hutan. Namun, ini perlu upaya lebih. Tidak semua orang awam seperti kita memiliki kesempatan untuk melakukan penanaman pohon di hutan.

Menanam pohon. | Dokumentasi Pribadi

Nah, untuk menjangkau lebih banyak “orang biasa” terlibat dalam penanaman pohon di hutan, instansi atau perusahaan terkait dapat melakukan kegiatan yang melibatkan orang banyak.

Mungkin bisa dibikin acara satu orang menanam satu pohon. Lakukan secara berkala dan kontinyu, misalkan satu bulan sekali dengan jumlah tertentu.

Bila dana untuk menanam pohon terbatas, bisa dilakukan sistem “adopsi”, orang yang akan menanam pohon membawa pohon sendiri, atau membeli dari panitia, tentu dengan harga yang terjangkau.

Anak-anak sekolah mungkin bisa dilibatkan, khususnya sekolah menengah. Mereka bisa belajar beragam hal dari kegiatan tersebut, mulai dari belajar jenis-jenis tanaman, hingga belajar menanam tumbuhan. Pohon.

Coba ada berapa banyak sekolah di Indonesia? Kalau satu sekolah menengah diminta mengirim perwakilan 50 orang saja untuk menanam pohon di hutan, sudah ada berapa banyak pohon yang ditanam?

Mendengarkan Lagu

Hah, serius mendengarkan lagu bisa ikut membantu menjaga hutan? Serius, bisa!

Mendengarkan lagu. | Foto shutterstock diambil dari kompas.com

Caranya kita bisa mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi yang dibawakan oleh Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, HIVI!, dan Sheila Dara Aisha.

Dengarkanlah
Bisik mesra
Alam bernyanyi
Bawa canda dan riang tawa
Untuk dunia, oh

Lagu Dengar Alam Bernyanyi dibuat agar kita kembali melihat bumi yang kondisinya saat ini semakin rusak karena perubahan iklim.

Senang kan mendapat pencerahan, petuah mengenai alam, melalui iringan nada yang begitu enak didengar.

Apalagi bila kita mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di channel Youtube resmi Laleilmanino dan platform musik seperti Spotify dan Apple Music, kita juga berarti membantu menyumbang dana untuk perlindungan hutan Indonesia, terutama hutan di Kalimantan. Sebab, semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut maka akan semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.

Duh, enak banget kan? Dengar lagu sambil beramal?

Apalagi lagunya enak banget lho. Tidak percaya? Dengar saja sendiri hehe.

Sudah saatnya #TeamUpforImpact. Yuk, bahu membahu membantu melindungi hutan Indonesia. Dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi.

Salam! (*)

12 comments on “Ini 5 Fakta Menarik Hutan Indonesia. Sudah Tahu?

  1. Selalu merasa sedih dengan kondisi hutan di negara kita saat ini. Kebakaran hutan,illegal logging dan carut marut permasalahan lain yang tidak ada ujungnya. Berharap segera ada solusi cerdas untuk permasalahan ini

  2. Penting banget deh mengajarkan anak-anak reboisasi. Sekarang juga ada program adopsi hutan. Anak2 juga bisa partisipasi. Aku juga suka lagu Dengarkan Alam Bernyanyi, enak banget..

  3. Hutan di Indonesia padahal banyak sekali ya Mbak faktanya, bahkan sampai disebut salah satu paru-paru dunia. Sayangnya perusakan dan penggundulan hutan masih saja terjadi karena habit konsumerisme manusia. Semoga kita masih diberi waktu ya untuk memperbaikinya..

  4. Yaampun baca ini auto inget pelajaran IPA atau Biologi ya, tentang jenis-jenis hutan yang 9 macam itu. Hehe.

    Waktu SMA saya tertarik banget dengan konservasi hutan dan lingkungan. Sempat bergabung di salah satu komunitas yang bergerak di bidang lingkungan juga. Saya berkesempatan masuk ke hutan di Ujung Kulon dan melihat kehidupan badak di alam bebas.

    Sayang banget kalau hutan nggak dijaga karena salah satu habitat dari ribuan makhluk hidup itu. Hiks..

  5. dahulu Indonesia adalah paru-paru dunia, sedih kalau lihat sekarang. Tapi memang manusia semakin bertambah dan ada kalanya lingkungan yang menjadi sasarannya. PR kita dan generasi selanjutnya, semoga amanah.

  6. Bangga banget ya kita sebagai warga negara Indonesia pemilik kekayaan hutan yang sangat kaya dan menyimpan banyak kebaikan yang bermanfaat untuk dunia. jadi wajib banget kita untuk menjaganya untuk keberlangsungan bumi dan hutan kita juga pastinya

  7. Btw sedih banget kalimantan di jadikn IKN, pembangunan mungkin banyak sekali terjadi di sana, lantas hutannya bagaimana? Jelas akan digerus digantikan bangunan menjulang tinggi

  8. reboisasi ala aku di rumah adalah menanam tanaman dari lahan sempit kami, harapanny adalah bisa menjadi sarana untuk membantu bumi kita. wah mendengearkan lagu ternyata juga bisa ya. liriknya bagus pula

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *