Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

SD untuk Si Kecil, Pilih Negeri Atau Swasta?

Tahun ajaran baru segera tiba. Beberapa orang tua biasanya masih ada yang galau antara memasukan anak ke sekolah negeri atau swasta. Apalagi untuk tingkat Sekolah Dasar (SD).

Hal tersebut dikarenakan si kecil umumnya belum bisa memilih sekolah sendiri. Sehingga, keputusan memilih sekolah untuk tingkat SD, biasanya murni keputusan dari orang tua.

Berbeda dengan tingkat SMP dan SMA yang usia anak sudah relatif besar. Sudah memiliki pilihan sendiri. Umumnya mereka juga terpengaruh dengan pilihan sekolah teman-temannya.

Pilih negeri atau swasta? | Foto dokumentasi pribadi

Empat tahun lalu, saya pernah berada di posisi tersebut. Galau antara memasukan anak ke sekolah negeri atau swasta. Apalagi di dekat rumah ada tiga SD negeri. Jarak ketiga sekolah tersebut hanya sekitar 100 meter dari rumah.

Namun, akhirnya setelah mempertimbangkan beberapa hal, saya lebih memilih menyekolahkan anak di sekolah swasta yang jaraknya sekitar tiga kilo meter dari rumah.

Mengapa Lebih Memilih SD Swasta?

Bukan, bukan karena SD negeri tidak bagus. Saya pribadi akhirnya memilih mendaftarkan anak ke sekolah swasta karena hal lain.

Lebin intens belajar agama. | Foto diambil dari popmama.com

Anak saya di sekolahkan di SD swasta, Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) agar bisa sekaligus mempelajari ibadah-ibadah mendasar dalam agama Islam. Salat, mengaji, dan doa-doa harian.

SD negeri umumnya mempelajari agama juga. Hanya saja, tentu tidak seintens SDIT. Sebab, di SD Negeri umumnya siswa lebih plural.

Di sekolah anak saya ada pelajaran tahsin dan tahfiz. Ada pelajaran khusus mengaji dan menghapal Al-Quran. Saat waktu salat tiba, biasanya salat zuhur, ada salat berjamaah. Setiap siswa bergantian menjadi imam.

Selain itu, ada pelajaran-pelajaran terkait Islam, mulai dari Akidah Ahlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Fikih, hingga Al Quran dan Hadist.

Jujur, kemampuan mengaji saya masih kurang baik, membaca Al-Quran bisa, tetapi tajwidnya masih jauh dari sempurna. Pengetahuan-pengetahuan umum mengenai Islam juga kurang banyak.

Sehingga, saya berpikir ada baiknya anak saya dibimbing oleh guru-guru di sekolah yang memang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik di bidang tersebut.

Waktu itu saya berpikir, bila memasukan anak ke SDIT, setidaknya saat menjelang baligh anak saya sudah tahu hal-hal mendasar mengenai Agama Islam. Baik itu salat, mengaji, ataupun hal-hal lainnya.

Apalagi mengajari anak kecil, menurut saya pribadi, tantangannya jauh lebih besar dibanding dengan mengajari anak yang lebih besar.

Belajar Bahasa Asing

Pertimbangan lain mengapa saya memilih SD swasta untuk si kecil, karena sekolah anak saya itu mengajarkan dua bahasa asing, bahasa Inggris dan bahasa Arab. Meski kedua bahasa itu hanya satu minggu sekali dipelajari dengan durasi waktu belajar sekitar dua jam mata pelajaran.

Belajar bahasa asing. | Foto diambil daro okezone (express)

Namun, lumayan untuk memperkenalkan anak dengan bahasa asing. Terbiasa. Setidaknya tahu dasarnya. Apalagi generasi alpa ini hidup di zaman dunia tidak lagi tersekat-sekat, berkat internet dan perkembangan teknologi lainnya. Sudah seperti one village.

Sementara untuk SD negeri, ada beberapa sekolah yang tidak lagi mengajarkan bahasa Inggris. Hal tersebut dikarenakan di Kurikulum 2013 (K13) bahasa Inggris bukan lagi mata pelajaran wajib. Hanya sebagai muatan lokal. Jadi, ada beberapa SD negeri yang masih mengajarkan bahasa Inggris, ada juga sebagian yang tidak.

Lebih Leluasa Berkonsultasi dengan Guru

Hal lain yang menjadi pertimbangan saya menyekolahkan anak di SD swasta adalah agar bisa lebih leluasa mengkonsultasikan perkembangan anak dengan guru.

Lebih leluasa menanyakan perkembangan anak. | Foto diambil dari
unsplash.com/aminmoshrefi

Guru-guru sekolah swasta umumnya lebih perhatian, mengingatkan bila ada tugas atau ulangan. Orang tua biasanya dikabari agar anak mempersiapkan diri untuk ulangan atau menyiapkan tugas yang sudah diberikan melalui whatspps grup.

Maklum, anak-anak usia SD, apalagi yang masih duduk di kelas 1 hingga 3, terkadang ada yang sudah mengerti dengan tanggung jawab seperti itu, ada yang cuek.

Kalau diberitahu seperti itu orang tua bisanya “ngeh” dan mendampingi anak belajar atau mengerjakan tugas.

Saat anak agak “keluar jalur” juga biasanya diingatkan. Misalnya, anak kurang konsentrasi belajar, prestasi menurun, atau sedikit “bertingkah” kepada temannya. Jangan salah, ada anak SD yang suka memukul, atau mengeluarkan kata-kata yang “memerahkan kuping” yang menjurus perundungan.

Anak saya dulu pernah dipukul oleh temannya tanpa ada alasan apapun. Beberapa temannya juga katanya pernah mendapatkan perlakuan yang sama dari anak yang sama. Alhamdulillah masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik setelah didiskusikan dengan wali kelas. Masalah yang sama tidak terulang.

Anyway, guru SD negeri juga sebenarnya banyak yang baik dan perhatian. Hanya saja, guru swasta biasanya porsinya lebih.

Mengapa demikian? Sekolah swasta harus lebih peduli dengan nama baik sekolah, kualitas. Tidak dipungkiri, semakin baik citra sekolah tersebut, semakin banyak biasanya murid yang berminat belajar di sekolah itu. Meski terkadang tetap jumlahnya dibatasi sesuai kapasitas kelas.

Apalagi biaya operasional sekolah swasta juga umumnya tergantung dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) siswa. Bila sekolah tersebut tidak diminati, sulit untuk bertahan.

Berbeda dengan sekolah negeri. Biaya operasional relatif tidak terganggu berapapun jumlah murid di sekolah tersebut. Sebab, biaya operasional ditanggung oleh negara.

Sekolah swasta, bila tidak ada peminat bisa tutup. Sekolah negeri, bila memang dianggap masih dibutuhkan, meskipun peminatnya relatif tidak banyak, bisa tetap bertahan.

Pertimbangkan Kekurangan dan Kelebihannya

Sebelum memasukan anak ke sekolah negeri atau swasta, pikirkan kekurangan dan kelebihan dari dua sekolah tersebut.

Pertimbangkan kelebihan dan kekurangannya. | Foto dokumentasi harnasnews.com

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan secara matang adalah biaya sekolah.

Sekolah swasta umumnya membutuhkan biaya yang lebih banyak dibanding sekolah negeri. Uang SPP bulanan juga lebih mahal, begitu juga dengan uang pangkal. Uang masuk.

Bila tidak sanggup jangan memaksakan.

Jangan sampai, di tengah jalan malah menyalahkan sekolah karena misalkan anak tidak diizinkan ikut ujian karena menunggak SPP bulanan, atau saat lulus tidak bisa mengambil ijazah karena belum melunasi uang pangkal.

Ada yang seperti itu? Banyak!

Jangan memilih sekolah karena gengsi atau hal lain yang tidak begitu krusial. Sekolah itu bukan satu bulan, dua bulan, tetapi bertahun-tahun. Pikirkan juga jangka panjangnya. Apalagi sekolah SD. Enam tahun.

Anyway, kalau di Batam, Kepulauan Riau, kalau mau memasukan anak ke SD swasta biasanya pendaftaran sudah dibuka sejak bulan Januari, enam bulan sebelum tahun ajaran baru.

Untuk beberapa SD swasta favorit, terkadang cepat sekali tutupnya. Sehingga, harus sesuai jadwal.

Untuk SD negeri biasanya menjelang tahun ajaran baru, sesuai jadwal yang ditetapkan Pemerintah Kota Batam. Tahun ini, pendaftaran sudah berlangsung sejak 6 hingga 10 Juni 2022 lalu.

Kalau teman-teman sendiri, lebih memilih SD negeri atau swasta untuk si kecil? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam! (*)

18 comments on “SD untuk Si Kecil, Pilih Negeri Atau Swasta?

  1. Saya lebih memilih sekolah yang tidak banyak menuntut PR ke muridnya, Mbak. Itu salah satu alasan saya memilih swasta untuk anak saya. Tidak berpatok pada nilai tapi prosesnya. Duh pokoknya kurikulumnya ramah anak dan ramah orang tua juga kan..kan..kan..

  2. Aku dan suami akhirnya mendaftarkan anak ke SD swasta juga. Pertimbangannya karena mayoritas teman anak masuk SD tersebut dan ya biar lebih banyak kegiatan rohanjnya juga.

  3. Bocil sekqrang masuk TK. Saya dan suami sudah survei dulu tentang pendaftraaaan SD. Semuanya ada plus minus, tinggal memilih yang sesuai dengan anak. Dan yang paling penting itu memang kesiapan keuangan kita.

  4. Memilih sekolah negeri atau swasta biasanya ada pertimbangan masing-masing. Hak prerogatif ortu ya yang lebih tau kebutuhan anaknya dan ingin seperti apa. Yang penting lingkungannya baik.

  5. saya memilih SD swasta karena umur anak-anak saya yang kurang, apalagi kena zonasi, duh banyak ga masuknya
    rumah saya jauh dari sekolah SD negeri, jadi ya sudahlah memilih swasta saja
    nanti jika SMP saja baru memilih sekolah negeri, yang memang jangkauannya lebih dekat dari rumah

  6. Kalau saya dan suami sepakat, untuk jenjang SD anak anak bersekolah di sekolah swasta aja
    Ntar klo SMP atau SMA baru deh melirik sekolah negeri

  7. Dulu aku disekolahkan ibuku ya di sekolah negeri hingga ke kuliah juga, pertimbangannya pasti masalah biaya.
    Bisa jadi pertimbangan juga buatku nanti ketika anakku sudah lahir dan usia menjelang SD untuk memilih SD

  8. Baik sekolah negeri maupun swasta masing-masing punya kelebihan dan kekurangan ya. Nah, kalau ditanya saya juga prefer masukkan anak ke sekolah swasta seperti SDIT walau harganya lebih mahal tapi sebandinglah dengan fasilitas pendidikan yang didapatkan.

    Itu baru keinginan ya tapi tetap harus disesuaikan juga dengan kondisi keuangan dan yah saya setuju nih dalam memilih sekolah untuk anak jangan karena gengsi. Kalau memang tidak sanggup dengan biaya sekolah di swasta yang mahal ya jangan sampai dipaksakan

  9. Sekolah anak-anak ini memang plus minus yaa..
    Tapi lebih dari biaya, ada banyak pertimbangan lain seperti pergaulan dan adab. Semoga kita sebagai orangtua bisa memilih yang terbaik sesuai kebutuhan ananda dan sesuai kemampuan orangtua.

  10. Artikel ini pas banget untuk saya. karena sebentar lagi akan memasukan anak usia SD. setelah membaca artikel ini saya jadi memiliki gambaran untuk memiliki sekolah SD untuk anak.

  11. artikelnya bagus mbak saya suka. saya pun mengalami hal yang sama dengan beberapa poin di atas. ahh besyukur kita dipertemukan dalam komunitas yang memberdayakan ibu ibu rumah tangga sehingga potensinya bisa optimal

  12. Nabung nabung yuk, buat dana pendidikan anak.mumpung anak masih setahun, pinginnya sampai sma di swasta, karena gak memungkiri ada smp dan sma swasta yg saya idamkan, untuk anak saya, semoga aja bisa cukup tabungannya

  13. Kita memang harus bijak memilih sekolah buat anak. Aku juga lagi nyari sekolah buat anakku yg Juli ini usia 6 tahun.

  14. Anakku sekarang masih playgroup mba, jadi belum kepikiran nanti mau SD dimana. Tapi kalau SD deket rumah itu agak khawatir juga, soalnya anak-anaknya suka kasar ngomongnya.

Leave a Reply to dyah kusumastuti utari Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *