Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Seru dan Penuh Nilai, Serial Misteri Secret of Sulphur Springs

Secret of Sulphur Springs. | Foto:
Disney/Brian Roede

Saya sebenarnya sangat alergi dengan segala sesuatu yang bertema horor, entah itu film, novel atau serial. Maklum, saya lumayan penakut. Walaupun tahu itu cerita rekaysa, tetap saja suka terbayang-bayang dengan mahluk-mahluk astral yang ditampilkan di cerita (fiksi). Ujung-ujungnya suka takut sendiri.

Namun, serial “Secet of Sulphur Springs” berbeda. Alih-alih takut, saya malah selalu penasaran menantikan kelanjutan ceritanya. Apalagi mungkin serial ini lebih condong ke arah misteri dibanding horor. Walaupun episode pertamanya membuat sedikit merinding. Pada episode pembuka, Topher Dunn bersama dua temannya mendatangi Tremont Hotel yang dikenal berhantu.

Hotel tersebut konon menjadi “rumah” Savannah Dillon yang hilang 30 tahun lalu. Savannah hilang saat ikut perkemahan musim panas yang rutin diadakan setiap tahun untuk anak-anak (remaja) di areal hotel tersebut. Ia tidak pernah kembali. Jenazahnya juga tidak pernah ditemukan.

Saat Topher Dunn mengintip jendela hotel tua yang tak lagi beroperasi tersebut, tiba-tiba muncul sesosok anak kecil perempuan berpakaian putih dan berambut pirang panjang. Alhasil, Topher bersama kedua temannya langsung lari tunggang-langgang di tengah malam buta, pulang ke rumah masing-masing.

Sinopsis Cerita

Peristiwa hilangnya Savannah Dillon, membuat (beberapa) teman semasa kecilnya merasa bersalah. Bennet Campbell Jr (Ben) salah satunya. Ia merasa ikut andil atas hilangnya Savannah. Saking merasa bersalah, kepribadian Ben berubah. Ia yang dulunya ceria, suka iseng, berubah menjadi sosok pendiam.

Untuk mengurangi rasa bersalah dan mencari tahu penyebab hilangnya Savannah, Ben yang sudah puluhan tahun menetap di Chicago, Illinois, kembali pindah ke Sulphur Springs, Louisiana. Ia juga membeli Tremont Hotel dan memboyong istri beserta ketiga anaknya tinggal di hotel tersebut.

Anak sulung Ben, Griffin Campbel, awalnya tak terima dengan kepindahan tersebut. Terbiasa tinggal di kota besar, tiba-tiba harus menetap di kota pinggiran. Apalagi rumah yang mereka tinggali bukan rumah pada umumnya, tetapi hotel tua yang butuh perbaikan di sana-sini. Termasuk listrik yang sering byar-pet.

Namun, semua berubah saat Griffin kenal dengan Harper Dunn, salah satu teman sekolahnya yang terobsesi dengan cerita-cerita hantu. Griffin yang awalnya enggan tinggal di kota kecil Sulphur Springs, menjadi sangat betah menetap di sana karena ada banyak misteri yang harus dipecahkan, termasuk misteri hilangnya Savannah Dillon.

Apalagi setelah berkeliling Tremont Hotel, alih-alih menemukan hantu, Griffin dan Harper malah menemukan pintu yang menuju ke masa lalu. Ada portal yang bisa membawa mereka ke tahun-tahun yang sudah lewat dengan penghitungan genap, 10 tahun lalu, 20 tahun lalu, 30 tahun lalu. Portal waktu tersebut terletak di rubanah hotel, ruang bawah tanah.

Tak hanya itu, beberapa waktu kemudian, mereka juga menemukan radio kuno yang bisa membawa mereka ke tahun mana pun yang mereka mau, tinggal mengutak-atik beberapa tombol yang ada di radio tersebut dengan tahun yang dituju. Mereka bisa berkunjung ke tahun tersebut.

Tak Sekadar Cerita Misteri

Menonton serial ini memicu rasa penasaran. Rasanya selalu tidak sabar menunggu episode selanjutnya. Apalagi saat misteri hilangnya Savannah Dillon belum terungkap. Maunya serial yang ditayangkan Disney Channel ini tayang lebih lama, tetapi sayangnya setiap episode hanya tayang sekitar 30 menit. Itupun diselingi “iklan”. Bila murni filmnya paling sekitar 20-25 menit per episode.

Selain menggugah rasa ingin tahu, serial ini juga menurut saya banyak memberi hal positif kepada penonton. Ada banyak pembelajaran baik yang bisa kita ambil dari serial misteri ini. Meski terkadang hikmah baik tersebut tidak terlalu tersurat, tidak secara gamblang diperlihatkan di dalam cerita.

Tak Bisa Mengubah Takdir yang Sudah Terjadi

Salah satu hikmah yang bisa diambil dari serial ini adalah tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi. Mengapa demikian? Bila berubah, apalagi untuk hal-hal yang krusial, pasti akan mempengaruhi keadaan saat ini. Untuk hal-hal tertentu, masa kini dan masa lalu sangat terkait erat.

Hal tersebut seperti yang terjadi pada Harper Dunn. Harper sangat mencintai sang ayah, Christopher Dunn (Chris), yang meninggal saat ia berusia empat tahun karena kecelakaan mobil. Efek ingin menyelamatkan sang ayah, ia pergi ke tahun 2011, hari saat sang ayah meninggal dunia karena kecelakaan, dengan memanfaatkan radio kuno yang ditemukan di Tremont Hotel.

Saat berhasil bertemu degan sang ayah, ia sebisa mungkin membuat sang ayah menghindari lokasi kecelakaan. Ia meminta sang ayah mengambil jalan lain. Saat merasa sang ayah sudah aman dari risiko kecelakaan, ia kembali ke masa kini. Saat itu ia yakin, saat sampai di rumah, sang ayah masih hidup.

Namun ternyata, sang ayah, Chris, tetap meninggal. Sang ayah ternyata tidak meninggal tertabrak truk, tetapi tenggelam di danau dekat Tremont Hotel saat berwisata dengan dirinya yang masih berusia empat tahun. Harper baru ingat, penyebab ayahnya kecelakaan akibat terlindas truk hanya karangannya saja untuk meringankan rasa bersalahnya saat itu.

Karangan cerita kecelakaan ayahnya tersebut terus ia tanamkan hingga akhirnya dipercaya sebagai kebenaran. Hingga ia tidak ingat lagi dengan cerita yang sebenarnya. Ibunya pun, Jessica Dunn (Jess), tidak mengingatkan cerita tersebut karena khawatir akan mengganggu psikologis Harper kecil.

Harper pun tak mungkin bisa kembali ke tahun 2011, kalau pun kembali ayahnya pasti sudah meninggal. Sudah terlalu terlambat. Apalagi mesin waktu di radio tersebut hanya bisa kembali ke masa lalu dalam hitungan tahun, hari ini di tahun yang sama. Paling menunggu tahun depan. Pergi ke tahun tersebut lagi beberapa hari sebelum sang ayah meninggal.

Namun, saya sempat berandai-andai dalam hati, kalau pun ada mesin waktu seperti itu dan bisa mencegah orang yang sangat kita cintai meninggal di waktu tersebut, apakah bisa membuat kita dan orang yang kita cintai itu lebih bahagia? Lebih baik? Atau malah mungkin orang itu lebih baik meninggal sesuai takdirnya. Wallohualam!

Belajar Move On Lebih Baik

Saat remaja dan menghabiskan musim panas di perkemahan Tremont Hotel, Jessica Dunn sempat naksir Bennet Campbell Jr. Jess sering mencari-cari perhatian Ben. Namun sayangnya, rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Ben menyukai Savannah. Ben kerap menghabiskan waktu dengan gadis pirang tersebut.

Alhasil, hal tersebut membuat Jess kesal. Ia kerap mengatakan ingin menyingkirkan Savannah. Itu makanya saat Savannah hilang tanpa jejak, Ben mencurigai Jess pelakunya. Bahkan hingga 30 tahun kemudian. Apalagi malam sebelum Savannah hilang, Jess mengatakan akan membuat malam itu tidak terlupakan untuk Savannah.

Namun tak disangka, di hari terakhir perkemahan, waktu yang sama saat Savannah dinyatakan hilang, Jess malah naksir Christopher Dunn. Ia suka begitu saja dengan Chris usai pria tersebut menawarkan diri membantu membawakan beberapa barang pribadi Jess ke mobil.

Setelah kejadian tersebut mereka menjadi dekat, beberapa belas tahun kemudian mereka menikah dan memiliki dua anak, Harper Dunn dan Topher Dunn. Mereka hidup berbahagia hingga akhirnya Christ meninggal gara-gara tenggelam di danau dekat Tremont Hotel.

Yup, di dunia nyata pun seharusnya kita begitu. Tidak usah mengejar-ngejar cowok yang jelas-jelas tidak naksir kita. Apalagi sampai berniat mencelakai cewek yang disukai oleh cowok yang kita taksir. Rugi waktu dan tenaga! Mending move on, di luar sana ada banyak cowok yang tak kalah menarik dan salah satunya mungkin jodoh kita.

Keluarga Lebih Berharga

Terkadang kita suka mengabaikan keluarga. Padahal keluarga sangat berharga. Tidak bisa digantikan oleh apapun. Bahkan Savannah Dillon, yang dinyatakan hilang tanpa jejak selama 30 tahun, lebih memilih hidup ditahun 1960-an dibanding pulang kembali ke tahun 1990-an. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1962, ia resmi diadopsi oleh sebuah keluarga yang sangat baik dan berada.

Saat dijemput oleh Griffin dan Harper untuk kembali ke tahun 1990, Savannah menolak. Ia mengatakan tidak ingin meninggalkan keluarganya. Ia merasa bahagia tinggal bersama keluarga tersebut. Apalagi saat hidup di tahun 1990-an ia hidup sebatang kara. Yatim-piatu, tidak punya keluarga.

Jangan Merahasiakan Sesuatu dengan Pasangan

Saat pertama kali pindah ke Sulphur Springs, Sarah Campbell mengira sang suami hanya ingin berinvestasi. Mengubah hotel tua menjadi penginapan berkelas. Ia tak mengira ada banyak rahasia yang disembunyakian oleh Ben Campbell. Apalagi saat ia tahu Ben dan Jessica Dunn sudah lama saling mengenal.

Saat tahu sebagian dari rahasia tersebut Sarah sempat marah. Ia bertengkar hebat dengan Ben. Sarah mengira ada hubungan khusus antara Ben dan Jess. Padahal tidak ada, selain rasa bersalah yang terus menghantui mereka selama 30 tahun karena Savannah tak juga ditemukan. Beruntung, kesalahpahaman tersebut bisa diluruskan.

Ada banyak cerita seru lain di serial ini. Sulit dijelaskan satu per satu melalui tulisan, Harus menonton langsung.

Selain itu, meski sudah tamat di episode 11, masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Pertanyaan pertama, siapa hantu sebenarnya di Tremont Hotel? Ada banyak yang mengira itu Chriss Dunn. Apalagi di episode terakhir ada telapak kaki yang basah yang menuju rubanah. Chriss dicurigai karena ia meninggal di danau. Sehingga, saat menghantui kakinya jadi basah hahaha.

Namun, ada juga yang mengira itu buyutnya Harper Dunn, kakeknya Chris Dunn. Apalagi telapak kaki yang basah itu berasal dari kursi goyang yang bergoyang sendiri tanpa ada yang menggerakan. Di episode terakhir, saat Griffin, Harper, dan Savannah berkunjung ke tahun 1930, ia melihat ada kekek-kakek yang duduk di kursi goyang yang persis sama dengan kursi goyang di Tremont Hotel yang ditempati keluarga Griffin. Sayang muka kakek tersebut tidak sempat terlihat karena ketiga anak tersebut keburu lari saking takutnya. Apalagi ternyata Tremont Hotel itu dulunya memang milik keluarga Chris Dunn.

Pertanyaan kedua adalah siapa yang menciptakan radio dan portal waktu? Untuk apa benda-benda tersebut diciptakan? Siapa yang mukanya sangat persis dengan Harper Dunn yang Griffin, Savannah, dan Harper temui di Tremot Hotel di tahun 1930 dan yang ada di foto yang dibawa oleh Savannah saat ia dan keluarga merapikan gudang di tahun 1960-an?

Semoga ada season duanya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *