Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Begini Cara Menyimpan Obat yang Tepat

Lain obat, lain cara penyimpanan. | Dokumentasi Pribadi

Bagaimana cara menyimpan obat yang tepat? Haruskah disimpan begitu saja di suhu ruang, atau harus dimasukan ke lemari es?

Pertanyaan tersebut kerap muncul dalam benak setiap kali berurusan dengan obat. Baik obat yang dibeli untuk berjaga-jaga, atau pun obat yang didapat dari dokter saat kita sakit. Bukan apa-apa, obat merupakan sesuatu yang sedikit berbeda dari benda lain. Khawatirnya, bila salah simpan, khasiat dari obat tersebut akan berkurang.

Lain Obat Lain Cara Penyimpanan

Obat dibagi menjadi tiga bentuk. Pertama obat padat, contohnya puyer, tablet dan kapsul. Kedua obat cair, salah satu contohnya adalah sirup atau larutan. Ketiga bentuk semi-padat seperti salep, cream, gel dan pasta. Nah ternyata, berdasarkan keterangan salah satu kerabat yang berprofesi sebagai apoteker, berbeda bentuk obat berbeda juga cara penyimpanannya.

Obat Sirup/Larutan

Bila belum dibuka, obat sirup/larutan oral bisa bertahan hingga tanggal kadaluwarsa yang tercantum dalam kemasan. Dengan catatan, obat sirup tersebut disimpan dengan baik di tempat sejuk dan kering yang tidak terkena matahari langsung dengan temperatur udara sekitar 20-30 derajat celcius (decel).

Sementara, bila obat sirup sudah dibuka, umumnya hanya bisa bertahan maksimal satu bulan setelah obat tersebut dibuka. Meski masa kadaluwarsa obat tersebut masih sangat panjang. Sisa obat sirup yang sudah dibuka, bisa disimpan di kotak obat maupun lemari pendingin.

Namun, ada beberapa dokter yang menyarankan agar obat sirup/larutan oral yang sudah dibuka disimpan di dalam lemari pendingin. Bisa di rak bagian atas, bawah, tengah, atau di balik pintu kulkas. Asal jangan di freezer. Tujuannya untuk menjaga agar obat bisa bertahan lebih lama.

Anw, ada baiknya tetap memperhatikan cara penyimpanan obat yang tepat di kemasan setiap obat. Terlebih ada beberapa obat yang harus disimpan secara khusus. Salah satunya obat yang harus selalu disimpan di lemari pendingin untuk tetap menjaga khasiat obat tersebut, baik sudah dibuka maupun belum.

Selain itu, ada beberapa obat yang memiliki masa simpan yang sangat singkat. Salah satunya obat sirup kering yang berisi antibiotik yang dicampur dengan air, lama penyimpanan obat tersebut hanya tujuh hari. Setelah itu, obat akan mengalami penurunan kualitas dan tidak dapat lagi dikonsumsi.

Satu hal yang harus diingat, meski kita memiliki patokan masa penyimpanan setiap obat –baik sesuai anjuran dokter, apoteker, maupun dari kemasan– untuk menjaga keselamatan diri dari obat yang tak lagi layak konsumsi, sebaiknya obat sirup yang sudah berubah warna, berbeda aroma, mengendap, dan ada partikel-partikel kecil di bagian bawah botol dibuang saja. Jangan dipaksakan dikonsumsi.

Umumnya, secara kimiawi zat adiktif obat yang sudah kadaluwarsa atau tak layak konsumsi sudah tidak stabil. Efektivitas obat sudah berubah. Obat tersebut bahkan bisa menjadi toksik atau racun yang berbahaya bagi pasien.

Oiya, untuk obat carir berupa obat tetes mata,  tetes hidung,  tetes telinga yang dikemas dalam botol, waktu kadaluwarsanya adalah  28 hari sejak kemasan tersebut dibuka pertama kali.

Obat Berbentuk Tablet dan Kapsul

Obat tablet dan kapsul bisa disimpan di kotak obat yang kering dan sejuk dengan temperatur 20-30 decel. Untuk masa penyimpanan obat tablet dan kapsul, bisa dilihat dari tanggal kadaluwarsa di kemasan obat. Namun, untuk obat kapsul racikan apotek umumnya kadaluwarsa delapan minggu setelah diracik.

Meski demikian, jangan terpaku dengan tanggal kadaluwarsa atau masa simpan obat. Bila obat kapsul mengalami perubahan warna dan perlengketan, jangan lagi dikonsumsi. Begitu juga dengan obat berbentuk tablet. Bila obat tablet terlihat lembab atau basah, atau yang tadinya berwarna kuning muda berubah menjadi cokelat, jangan dimakan lagi.

Obat Berbentuk Puyer

Obat berbentuk puyer biasanya diberikan dokter untuk anak-anak. Umumnya campuran beberapa obat yang dihaluskan. Menyimpan obat puyer jangan terlalu lama, sebaiknya satu hingga dua minggu setelah obat diterima, atau sesuai dengan anjuran dari dokter. Bukan apa-apa, obat puyer umumnnya dikemas sederhana dengan kemasan seadanya.

Meski belum habis, saat anak sudah sembuh, ada baiknya obat puyer yang diberikan oleh dokter tersebut dibuang. Bukan apa-apa kita tidak tahu pasti obat apa saja yang dicampurkan di dalam obat puyer tersebut. Jangan disimpan untuk berjaga-jaga takut kelak anak mengalami gejala penyakit yang sama.

Obat puyer bisa disimpan di tempat kering dan sejuk dengan temperatur 20-30 decel. Sama seperti obat yang lain, meski masih dalam masa simpan,  bila obat menggumpal dan terjadi perubahan warna –dari putih menjadi kuning misalnya—jangan dikonsumsi lagi.

Obat Berbentuk Salep

Simpan obat berbentuk salep di tempat yang bersih dan kering. Hindari terkena sinar matahari secara langsung. Masa simpan salep yang dikemas dalam tube umumnya bisa bertahan hingga masa kadaluwarsa.  Namun bila sudah dibuka, masa simpannya hanya sekitar enam bulan.

Sama seperti obat jenis lain, bila terjadi perubahan warna atau bentuk, jangan lagi digunakan. Khusus untuk obat salep atau krim yang mengandung air, jangan simpan lebih dari enam bulan. Obat seperti itu umumnya cepat rusak karena bakteri dan jamur.

Jadi, kini sudah tahu kan bagaimana cara menyimpan obat yang tepat? Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *