Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Lakukan Ini Agar Si Kecil Tidak Manja

Setiap orangtua pasti menyayangi si buah hati. Hal tersebut merupakan naluri. Hal yang langsung melekat saat kita resmi menjadi ibu atau ayah. Hanya saja terkadang kita suka kelepasan mengumbar rasa sayang kepada anak. Padahal rasa sayang yang berlebihan dapat memicu anak menjadi manja.

Anw, seperti kita tahu, sikap manja sedikit kurang baik. Kita akan repot meladeni kemanjaan si kecil. Selain itu, akan berdampak tidak baik juga untuk pembentukan karakter si kecil saat dewasa kelak. Lalu bagaimana cara mengungkapkan rasa sayang kepada si kecil tanpa membuatnya menjadi anak manja?

Membuat Aturan

Ada baiknya kita membuat aturan yang jelas untuk si kecil. Kita beri tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Mana hal yang diizinkan, mana yang tidak. Beri tahu si kecil secara konsisten. Bila si kecil sudah bisa membaca, ada baiknya membuat daftar khusus secara tertulis.

Selain memberi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, beri alasan jelas terkait hal tersebut. Terkadang bila si kecil tidak tahu alasan mengapa kita tidak mengizinkan ia melakukan sesuatu, si kecil justru dengan sengaja melakukan hal tersebut karena terdorong rasa ingin tahu.

Tak hanya itu, memberi tahu si kecil apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan juga dapat mengembangkan pemikiran rasionalnya. Seiring waktu si kecil jadi tahu apa saja permintaan yang akan ditolak oleh orantua, apa saja yang akan dikabulkan, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh.

Si kecil jadi tahu polanya, tanpa harus diberi tahu lagi secara rinci. Ke depan mereka jadi bisa berinisiatif sendiri apa yang kira-kira boleh dilakukan, apa yang sebaiknya tidak dilakukan. Mereka juga jadi memiliki batasan sendiri yang selaras dengan batasan dari orangtua.

Jangan Cepat Lumer dengan Tangisan si Buah Hati

Terkadang anak menggunakan tangisan untuk mengubah keputusan orangtua. Mereka memanfaatkan rasa tidak tega orangtua. Rasa kasihan. Atau justru keengganan orangtua mendengar jeritan atau lolongan si buah hati. Biar beres, anak tak menangis lagi, kabulkan saja keinginannya.

Padahal itu salah besar. Kita sebagai orangtua harus belajar konsisten agar anak belajar patuh dengan aturan yang sudah dibuat. Selain itu, agar ia mengerti bahwa tidak semua keinginan dapat dipenuhi.

Secara Bertahap Beri Tanggung Jawab

Secara bertahap coba beri anak tanggung jawab sesuai usia. Untuk usia balita misalnya harus membereskan aneka mainan setelah selesai bermain. Untuk anak yang lebih besar bisa diberi tanggung jawab membereskan tempat tidur setiap kali tempat tidur terlihat berantakan, atau mencuci sendiri piring/gelas yang baru selesai digunakan.

Berdasarkan sebuah studi, anak yang terbiasa diberi tanggung jawab akan cenderung lebih tangguh menghadapi permasalahan. Mereka lebih tahu apa yang harus dilakukan saat mengalami permasalahan di kemudian hari.

Ajak Bermain Permainan Sederhana

Ada baiknya tidak membiasakan menghadiahi anak dengan mainan-mainan mahal. Lebih baik kita hadiahi anak mainan sederhana dan ajak mereka bermain. Apalagi bagi seorang anak hal yang paling penting adalah kesempatan bermain bersama dengan orangtua, bukan mahal atau murahnya mainan.

Coba ajak anak bermain puzzle, monopoli, bola kaki, atau bahkan melipat kertas. Bisa menggunakan kertas-kertas koran yang tidak lagi terpakai. Permainan tersebut baik untuk mengasah motorik dan kreativitas si kecil. Selain itu, bisa lebih mempererat hubungan antara anak dan orangtua.

Terlalu sering membelikan anak mainan mahal cenderung membuat anak menjadi lebih manja. Kalau lagi setiap saat kita diberi kelebihan rezeki, kalau tidak, nantti akan susah memberi anak pengertian saat ia merengek minta dibelikan mainan mahal yang baru.

Beri Reward

Sesekali tidak ada salahnya menjanjikan hadiah buat anak. Misalkan, nanti dibelikan boneka kalau selama satu minggu anak patuh mengikuti aturan. Atau nanti diajak menonton film anak di bioskop apabila si kecil bisa mendapatkan nilai sesuai target di sekolah. Hal tersebut dapat membuat anak merasa terpacu untuk taat aturan dan melakukan usaha terbaik.

Lima tips itu saja dari saya. Ada yang mau menambahkan? Bila ada, bisa ditulis di kolom komentar. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *