Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Tak Harus Jago Memasak untuk Mengolah Makanan Enak

Spaghetti Bolognaise. | Dokumentasi Pribadi

Pintar memasak itu anugerah. Sebuah keahlian yang sangat bermanfaat. Sayangnya, tidak semua orang dianugrahi life skill tersebut. Meski keterampilan memasak bisa dipelajari, mengolah makanan itu butuh minat. Bila tidak suka, ujungnya hanya sekadar dilakukan saat perlu saja. Saat harus dilakukan. Sisanya, dihindari.

Saya termasuk salah satu orang yang tidak suka memasak. Entahlah, tidak hobi. Bila ada kesempatan untuk membeli makanan siap santap, saya memilih membeli makanan siap santap. Hanya saja, tidak setiap saat kita bisa membeli makanan. Sebagai seorang istri dan ibu, ada kalanya saya tetap harus mengolah makanan sendiri.

Salah satunya saat (awal) pandemi Covid-19 merebak di Indonesia. Efek paranoid, saya sempat memasak semua makanan untuk keluarga dengan tangan saya sendiri. Sekarang, sudah sedikit berani (lagi) membeli makanan siap santap, hanya saja tetap pilih-pilih tempat dan menu makanan yang akan dibeli tersebut.

Modifikasi Makanan Instan

Meski tidak jago memasak ternyata kita bisa lho membuat makanan yang tak kalah enak dari kedai-kedai makan langganan. Salah satunya dengan memodifikasi makanan instan. Bumbu dan bahan utama dari makanan instan tersebut, kita hanya perlu menambahkan beberapa bahan agar makanan tersebut lebih sehat dan lezat.

Seblak yang dimodifikasi dari Indomie SEblak Hot Jeletot. | Dokumentasi Pribadi

Salah satu penganan yang bisa dicoba adalah seblak hot jeletot. Saya menggunakan Indomie Seblak Hot Jeletot. Namun, agar rasa seblak tersebut lebih nikmat, saya menambakan sosis, telur, (terkadang) ceker ayam, kerupuk yang sudah direndam, bawang merah, bawang putih, cabai rawit dan kencur. Rasanya enak banget, sama seperti seblak bikinan mamang-mamang seblak langganan.

Selain seblak, makanan (instan) andalan saya saat pandemi Covid-19 adalah spaghetti bolognaise. Kata anak saya yang sulung, spaghetti bikinan saya jauh lebih enak dibanding spaghetti yang biasa dia beli di kedai makan dekat sekolah. Duh, hidung saya langsung kembang kempis. Pasalnya, si sulung biasanya lebih sering menolak makanan yang saya buat, dibanding memuji dengan sepenuh hati.

Setiap kali memasak spaghetti, saya selalu mengandalkan spaghetti merk La Fonte, untuk saus bolognaise saya mengandalkan produk dari Pronas. Agar rasa saus tersebut tidak selalu standar, saya biasanya menambahkan ayam yang dicicang halus –bila sedang tidak ada ayam, saya tambahkan sosis, terkadang bakso ikan, terkadang daging cincang, selain itu paprika hijau yang diiris memanjang, tomat, bawang putih yang dicincang halus, dan bawang bombay –atau bisa diganti dengan bawang merah.

Ayam, paprika, tomat, bawang merah, dan bawang bombay saya goreng dulu hingga wangi dan tomat hancur. Setelah itu baru memasukan saus bolognaise Pronas. Hanya diaduk di api kecil sebentar, agar saus dan aneka bumbu tersebut menyatu. Saya sama sekali tidak menambahkan lagi garam maupun penyedap rasa yang lain.

Saat memasak spaghettinya baru saya tambahkan sedikit garam. Biasanya agar spaghetti yang dimasak matang sempurna dan tidak lengket, saya menggodok air banyak-banyak, agar spaghetti terendam semua. Air tersebut saya masak dengan api sedang hingga mendidih. Setelah mendidih, baru spaghetti La Fonte dimasukan ke dalam air. Setelah itu dimasukan sedikit minyak goreng dan garam. Minyak goreng diperlukan agar spaghetti tidak lengket.

Untuk yang tidak pintar memasak, kita harus rajin membaca petunjuk masak yang tertera di kemasan makanan. Dulu saya saat masak spaghetti, masak begitu saja. Alhasil spaghetti yang saya masak selalu lengket. Hingga suatu hari, saya membaca petunjuk di kemasan kardus spaghetti. Ternyata harus dimasukan sedikit minyak. Baru deh sekarang rasa spaghettinya paripurna hehe.

Membeli Bumbu Halus Siap Masak

Terlalu sering memasak makanan instan tidak baik juga untuk kesehatan. Oleh karena itu, saya sering juga memasak makanan segar untuk dinikmati keluarga. Saya tak hanya memasak lauk yang familiar dimasak sehari-hari, seperti ayam dan ikan goreng. Saya juga kerap memasak opor ayam hingga gulai ikan.

Opor ayam. | Dokumentasi Pribadi

Bila tahu triknya, memasak opor dan gulai sama praktisnya dengan membuat ayam goreng. Lalu apa triknya? Beli bumbu halus alami yang siap masak. Biasanya di setiap pasar tradisional ada penjual bumbu halus alami. Tinggal pintar-pintar kita memilih mana yang cocok dengan lidah kita.

Nanti kita tinggal bilang, beli bumbu halus untuk gulai, atau untuk ayam goreng. Penjual akan meracikan dengan bumbu yang tepat. Bila khawatir terlalu banyak atau terlalu sedikit bumbu yang akan kita beli, tinggal bilang bumbu atau satu kilo gram ayam, atau untuk setengah kilo gram ikan. Nanti banyaknya bumbu akan disesuaikan.’

Dulu saya tidak terlalu suka memanfaatkan bumbu halus alami yang dijual seperti ini. Pernah mencoba menggunakan bumbu ini, hasilnya masakan yang saya buat terasa pahit dan aneh. Namun, itu karena saya salah memilih kios penjual bumbu. Sama seperti kedai makanan, beda tangan yang membuat beda hasil.

Bila sudah menemukan penjual bumbu yang tepat, hasil makanan yang kita olah akan selezat mamak-mamak yang jago masak. Bagaimana cara menemukan penjual bumbu yang tepat? Cara paling gampang mencoba membeli bumbu halus satu-persatu dari seluruh penjual yang ada di pasar.

Namun, itu tentu kurang efektif. Cara paling efisien adalah lihat tukang bumbu halus yang paling banyak dikerumuni ibu-ibu. Semakin banyak dikerumuni biasanya bumbu halus yang dijual lebih mumpuni. Selain itu lihat kebersihan dan kesegaran bumbu halus yang disajikan. Semakin segar dan bersih, seharusnya semakin baik.

Browsing Resep Sederhana

Tidak semua makanan lezat yang kita anggap ribet cara pembuatannya, susah pula cara memasaknya. Ada beberapa makanan yang sangat mudah dibuat. Salah satunya adalah dendeng kering. Saya melihat resep masakan ini dari Majalah Femina saat awal-awal menikah.

Dendeng kering. | Dokumentasi Pribadi

Saat melihat cara memasak, bahan yang digunakan, ternyata mudah dibuat dan mudah didapat. Akhirnya saya buat. Hasilnya, sukses seperti yang diharapkan. Padahal waktu itu, kemampuan memasak saya nol besar, masak air saja bahkan sempat gosong hehe.

Membuat dendeng kering hanya perlu daging sapi yang sudah diiris tipis berbentuk dendeng, biasanya bisa minta tolong penjual daging saat kita membeli, dan asam jawa. Cara membuatnya tinggal memasukan asam jawa dan daging yang sudah diiris tipis tersebut ke dalam air yang sudah mendidih. Berapa banyak air mendidihnya? Secukupnya hingga membuat daging terendam semua.

Daging digodok sekitar 30 menit, atau hingga terasa empuk. Meski tidak disarankan dalam resep, agar daging tidak bau hangit, saya biasanya menambahkan satu lembar daun salam. Selain itu, agar rasa daging tidak terlalu plain, saya tambahkan sedikit garam. Setelah daging terasa empuk, daging ditiriskan. Kemudian digeprek dengan menggunakan ulekan dan cobek batu. Setelah semua tergeprek sempurna, daging tersebut digoreng hingga kering atau disesuaikan sesuai selera. Agar tidak gosong dan daging kering secara merata, gunakan api kecil atau sedang.

Agar dendeng kering tersebut lebih mirip dengan dendeng buatan rumah makan Padang, jangan lupa buat sambalnya. Bisa sambal merah, atau sambal hijau. Kalau saya lebih suka sambal merah karena warnanya lebih jreng hehe. Untuk membuat sambal kita hanya perlu cabai merah dan bawang merah. Untuk perisa, tentu kita juga butuh garam dan gula.

Cabai dan bawang merah kita kukus, atau godok dengan air sebentar. Setelah itu diulek kasar, tentu dengan ditambahkan gula dan garam secukupnya. Setelah selesai, banjur dengan minyak goreng mendidih secukupnya. Dendeng kering cabai merah sudah siap dinikmati. Rasanya enak lho. Beneran.

Selain dendeng, masakan anti ribet yang jadi andalan saya adalah sup ayam dan sup daging. Sup ayam lebih simpel, bahan tingal dimasukan semua ke dalam panci. Setelah itu diberi garam, minyak goreng dan gula secukupnya. Kemudian diberi air hingga bahan sup terendam semua. Godok hingga semua bahan empuk. Tinggal dinikmati.

Kalau untuk sup daging, harus menggodok dagingnya dulu hingga empuk. Setelah daging empuk baru memasukan sayuran. Bila dimasukan secara bersamaan, sayuran bisa hancur tak berbentuk, sementara daging masih alot hehe. Biasanya agar daging cepat empuk, saya masukan sendok di bawah panci saat menggodok daging. Dapat trik dari salah satu teman kuliah.

Saya sangat suka membuat sup karena sudah auto enak rasanya tanpa perlu usaha ekstra. Bumbu yang digunakan hanya bawang-bawangan –bawang merah, bawang putih, bawang daun dan bawang bombay. Bila suka ditambah seledri. Terkadang bawang-bawang tersebut saya iris begitu saja, tidak saya haluskan.

Sekarang mengintip-intip makanan lezat dengan resep praktis lebih mudah. Ada banyak akun intagram yang kerap memposting makanan enak yang mudah dibuat. Saat iseng saya sering membuka akun-akun tersebut. Sehingga, meski tidak jago masak, saat kepepet harus masak sendiri tetap bisa membuat makanan enak.

Setelah mencoba sendiri, memasak itu tidak serumit yang dibayangkan. Tetap bisa kok cari jalan mudahnya. Tinggal kita mau, atau tidak. Selamat Memasak! Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *