Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Berburu Kuliner dan Hewan Laut Segar di Pasar Cahaya Garden, Batam

Pasar Cahaya Garden. | Dokumentasi Pribadi

Dulu saya suka merasa aneh dengan tetangga di depan rumah. Alasannya ia lebih memilih berbelanja di Pasar Tradisional Cahaya Garden, Batam, Kepulauan Riau, yang jaraknya lumayan jauh dari rumah. Waktu itu saya berpikir tidak ada kerjaan, padahal ada dua pasar tradisional yang jauh lebih dekat dari rumah.

Namun, pandangan tersebut berubah saat suatu hari saya iseng berkunjung ke pasar tersebut. Waktu itu saya kebetulan lewat di sekitar Pasar Cahaya Garden. Kemudian berpikir, tidak ada salahnya mampir, sekadar ingin tahu. Terlebih tetangga saya itu berkali-kali bercerita kalau ikan-ikan di pasar tersebut lebih segar.

Selalu ramai pengunjung. | Dokumentasi Pribadi

Rasa penasaran saya bertambah saat anak sulung saya bercerita kalau di Pasar Cahaya Garden banyak jajanan. Anak sulung saya itu memang biasa dititip di tetangga depan rumah. Ia juga kerap ikut kemana pun si tetangga depan rumah, yang sudah kami anggap keluarga, pergi.

Surga Kuliner

Hal yang paling membetot perhatian saya saat pertama kali berkunjung ke pasar yang terletak di Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong tersebut adalah aneka kuliner yang ditawarkan. Hampir di setiap titik dipenuhi oleh beragam penjual makanan. Ada banyak kopitiam dan penjual kue untuk camilan.

Salah satu kopitiam di sekitar areal Pasar Cahaya Garden. | Dokumentasi Pribadi

Penjual kuliner ada hampir di setiap titik. Ada yang berada persis di dalam pasar, ada juga di areal luar pasar. Menariknya, kuliner yang ditawarkan sangat beragam. Tak hanya makanan-makanan khas sarapan seperti mie lendir, nasi lemak, lontong sayur dan bubur, tetapi juga makanan berat seperti nasi ayam hainan, sup tulang, hingga soto dan aneka olahan bebek.

Mie ayamnya maknyuss. | Dokumentasi Pribadi

Saya pribadi lebih suka memilih kopitiam yang berada di areal luar pasar. Lebih nikmat menikmati suasananya. Tidak terlalu ramai dengan hilir mudik orang. Terlebih saya biasanya lebih suka berbelanja dulu, biar tenang, biar ikan, seafood, dan aneka sayuran juga dapat dipilih dengan lebih leluasa bila datang lebih pagi, baru kemudian sarapan.

Ikan asam pedas. | Dokumentasi Pribadi

Kopitiam favorit saya di sekitar Pasar Cahaya Garden ada tiga, Kopitiam Vita Bread, Alip Kopitiam, dan Mua Mua Kopitiam. Menurut saya, ketiga kopitiam tersebut memiliki jagoan kuliner masing-masing. FYI, ketiga kopitiam tersebut diisi oleh gerai-gerai makanan. Ada stand kecil yang menjual aneka kuliner. Mirip seperti food court jadinya.

Soto Medan-nya juara. | Dokumentasi Pribadi

Jujur, saya pribadi lebih sering berkunjung ke Vita Bread. Pasalnya teh tarik di kopitiam ini menurut saya lebih enak dibanding di kopitiam yang lain. Selain itu, ada mie ayam yang rasanya maknyus, ada mie lendir legend cabang dari Nagoya, dan ada banyak olahan Melayu khas Tanjungpinang, salah satunya adalah ikan asam pedas. Enak banget rasanya.

Penjual sarapan pagi di dalam pasar. | Dokumentasi Pribadi

Namun saya juga tak jarang berkunjung ke Alip Kopitiam. Terkadang siang-siang suka sengaja mampir ke kopitiam ini hanya sekadar untuk mencicip nasi ayam hainannya yang gurih dan lezat. Menurut saya nasi ayam yang di kopitiam ini yang rasanya paling juara dibanding nasi ayam lain di sekitaran Pasar Cahaya Garden.

Salah satu penjual camilan. Ada banyak penjual kue seperti ini. | Dokumentasi Pribadi

Kuliner lain yang menurut saya paling juara di Alip Kopitiam adalah prata. Prata yang ditawarkan di kopitiam ini adalah prata-prata manis, Meski demikian rasanya tak kalah lezat dengan prata yang biasa disajikan dengan kare ayam. Pernah beberapa kali beli prata di tempat lain di sekitaran Pasar Cahaya Garden, pratanya tetap juara yang ini.

Nasi Ayam Alip Kopitiam. | Dokumentasi Pribadi

Sementara, menu paling juara di Mua Mua Kopitiam adalah soto. Saya paling suka soto yang di sini. Rasanya benar-benar lezat. Apalagi kita juga dapat memilih mau soto ayam, paru atau babat. Atau bisa juga minta dicampur ketiganya, atau dua diantaranya. Sayangnya, soto ini baru tersedia diatas pukul 07.30 WIB. Mereka tidak masak sendiri soalnya, tetapi mengambil dari Nagoya. Yup, ini salah satu cabang soto yang lumayan legend di Nagoya.

Hal yang paling membahagiakan, kuliner-kuliner di kopitiam ini ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Sehingga, tidak terlalu menguras kantong. Jadinya lebih leluasa juga untuk mencicip menu yang lain hehe, sampai perut benar-benar tak sanggup lagi menampung.

Produk Beragam dan Segar

Hal lain yang saya sukai dari Pasar Cahaya Garden adalah ikan yang ditawarkan segar dan beragam. Bahkan ada yang menjual ikan hiu kecil hingga ikan pari. Ikan yang dijual biasanya disesuaikan dengan musim. Maklum, ikan yang dijual umumnya adalah ikan-ikan segar hasil tangkapan nelayan langsung.

Udang tinggal pilih mau yang seperti apa. | Dokumentasi Pribadi

Aneka ikan, daging dan sayur yang dijual di Pasar Cahaya Garden adalah harga pas. Pasar-pasar tradisional di Batam umumnya menawarkan harga pas. Tidak bisa ditawar. Paling sesekali si pedagang tersebut berinisiatif sendiri mengurangi harga barang yang dijual. Itu pun tanpa kita minta. Entah alasannya apa, mungkin karena kita berbelanja banyak, atau dianggap sudah langganan.

Aneka ikan. | Dokumentasi Pribadi

Itu makanya saya jarang bertanya harga. Hal yang menjadi pertimbangan saya dalam memilih adalah tingkat kesegaran dan ketersediaan ikan. Biasanya yang menawarkan ikan lebih variatif, lebih banyak diserbu pembeli. Mungkin karena merasa akan lebih leluasa memilih ikan yang akan dibeli.


Aneka ikan. | Dokumentasi Pribadi

Selain itu, saya biasanya memilih penjual yang mau repot membersihkan ikan yang dibeli. Sehingga, saat sampai rumah kita tingga cuci ulang dan olah sesuai selera. Penjual ikan di pasar umumnya menawarkan jasa potong dan membersihkan ikan secara gratis. Hanya saja, ada yang benar-benar bersih, ada juga yang hanya  asal membersihkan dan dipotong begitu saja.


Aneka sayuran. | Dokumentasi Pribadi

Terlebih saya tipikal yang malas repot. Untuk bumbu pun saya biasanya membeli bumbu jadi yang sudah digiling. Kebetulan di Pasar Cahaya Garden ini ada satu tukang bumbu halus giling yang dapat diandalkan. Tinggal bilang mau bumbu apa, nanti diracikan oleh si penjual. Jangan khawatir juga beli terlalu sedikit, atau malah terlalu banyak. Bila terlihat ragu-ragu, nanti si penjual akan bertanya, bumbu tersebut untuk berapa kilo ikan/daging/seafood. Sehingga, takarannya pas.

Penjual bumbu halus. | Dokumentasi Pribadi

Saya sebenarnya bukan tipe yang suka membeli bumbu jadi giling seperti ini. Bukan apa-apa, dulu pernah beli bumbu seperti ini di salah satu pasar, hasil masakan menjadi aneh. Bukannya enak, masakan malah jadi tidak karuan. Ada rasa-rasa pahit. Selain itu, aroma bumbunya tidak menguar.

Namun bumbu giling yang dijual di salah satu kios di Pasar Cahaya Garden ini lumayan cocok. Sama saja seperti kita menghaluskan sendiri. Mungkin karena bumbu yang dijual dipastikan selalu segar. Rasa asinnya juga tidak “menggigit”, masih wajar hanya untuk membuat si bumbu lebih tahan lama.

Bumbu yang dijual di kios ini memang lumayan laris. Banyak ibu-ibu yang membeli bumbu hingga berkilo-kilo. Bukan hanya bumbu yang sudah diracik sesuai masakan yang akan diolah, tetapi juga bumbu halus satuan. Ada yang hanya membeli bumbu halus berupa bawang merah, bawang putih, cabai, kunyit, hingga berkilo-kilo. Katanya untuk stok di rumah, daripada membelender sendiri, atau membeli bumbu instan kemasan.

Itu juga yang membuat saya kepo. Tukang bumbu ini kok bisa banyak yang beli, akhirnya coba beli, dan memang cocok. Akhirnya keterusan. Setelah berbelanja ikan, daging dan sayuran, mampir ke toko bumbu tersebut. Sehingga setelah sampai rumah, ikan dan daging tinggal dicuci kemudian dimasak dengan bumbu yang sudah jadi tersebut. Lebih praktis jadinya.

Menawarkan Makanan Instan Kemasan Lengkap

Untuk persediaan saat malas memasak, tetapi juga sedang tidak memungkinkan untuk membeli makanan di luar, saya biasanya menyetok beberapa makanan instan kemasan. Saya biasanya membeli sosis, ngo hiang, bakso, atau nugget. Nah, ternyata di pasar ini ada banyak merk dan jenis makanan instan yang ditawarkan.

Salah satu kios yang menjual aneka makanan instan. | Dokumentasi Pribadi

Bahkan ada satu toko yang menawarkan makanan instan kemasan yang jauh lebih beragam dari supermarket yang lumayan besar di dekat rumah. Beberapa bahkan ada produk dari luar negeri. Produk luar memang tidak begitu aneh di Batam. Jangankan makanan instan kemasan, snack saja banyak yang dari Singapura, Malaysia, atau Thailand.

Selain makanan instan kemasan, ada juga sayuran premium yang dikemas dengan apik. Umumnya sayuran-sayuran seperti itu dijual di supermarket besar. Namun ternyata, di Pasar Cahaya Garden ada. Beragam bahkan sayurannya. Tinggal pilih. Harga yang ditawarkan juga cukup terjangkau.

Bersih, Bebas Biaya Parkir dan Aman

Hal yang paling saya sukai dari pasar ini adalah suasananya sangat nyaman, Untuk ukuran pasar tergolong sangat bersih. Lantai dikeramik, tidak ada tumpukan sampah yang menguarkan bau tidak sedap. Nah, yang paling penting menyediakan lahan parkir yang luas. Ada security yang berjaga lagi. Menariknya meski dijaga satuan pengamanan, tidak dipungut biaya untuk parkir.

Parkir diawasi security, tetapi gratis. | Dokumentasi Pribadi

Selain itu, jarak antara pedagang yang satu dengan yang lain sangat dekat. Sehingga, kita tidak begitu lelah berkeliling saat berbelanja. Tinggal membalikan badan ada tukang ayam, geser sedikit ada tukang ikan, melangkah sedikit ke kiri atau ke kanan ada tukang sayur atau penjual sembako.

Pasar Cahaya Garden itu seperti one stop shopping spot. Segala ada. Ruko di sekitar Pasar Tradisional Cahaya Garden menjual beragam hal yang kita butuhkan, mulai dari pakaian, beras, tas sekolah, alat tulis, alat dan bahan untuk membuat kue. Bahkan, saat saya pusing mencari bunga plastik untuk tugas sekolah anak, di pasar ini ternyata ada. Lengkap lagi bunga plastiknya.

Sayang untuk pasar tradisional hanya beroperasi setengah hari. Sebelum adzan dzuhur berkumandang, sudah banyak penjual yang membereskan lapak. Ikan dan daging biasanya sudah habis. Terkadang sebelum pukul 11.00 WIB pun sudah mulai sepi. Mungkin efek sudah buka sejak subuh, sejak pukul 05.00 WIB.

Namun untuk ruko-ruko di areal luar pasar tradisional, umumnya buka hingga sore. Termasuk kopitiam-kopitiam yang menawarkan aneka kuliner lezat. Meski terkadang, sebelum pukul 15.00 WIB pun, beberapa makanan sudah banyak yang habis. Alhasil, terpaksa memilih makanan lain. Yup, sebaiknya memang datang pagi-pagi. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *