Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Apa yang Harus Dilakukan Saat Kulit Terkena Minyak Panas?

Gambar diambil dari halodoc.com

Hal apa yang paling riskan dialami seseorang saat memasak? Yup, terpercik minyak panas. Saya pernah beberapa kali mengalaminya. Terakhir akhir 2019 lalu saat saya panik memadamkan api yang tiba-tiba berkobar di dapur karena saya lupa mematikan kompor gas usai memasak.

Api tersebut membesar karena di penggorengan masih ada minyak panas yang lumayan banyak. Hal tersebut diperparah karena saya memercikan air ke asal api tersebut. Bukannya padam, api malah berkobar-kobar sangat besar. Membuat saya panik. Khawatir terjadi kebakaran.

Beruntung, setelah saya pasrah, entah bagaimana api tersebut tiba-tiba padam dengan sendirinya. Hanya saja gorden penutup jendela yang saya pasang di dekat kompor habis terbakar. Rumah juga penuh dengan asap yang lumayan pekat. Membuat nafas lumayan sesak.

Alhasil, saya, suami dan kedua anak kami harus mengungsi di teras depan hingga asap berkurang. Selama hampir tiga jam. Berdiri dengan jantung yang masih berdegup kencang. Seolah berpacu dengan rintik hujan yang tak kunjung henti selama hampir 24 jam. Halah, padahal di teras depan ada kursi. Namun, saking deg-degannya memilih berdiri sambil menggendong anak bungsu.

Setelah rasa takut berkurang, tiba-tiba saya merasakan perih yang teramat sangat di pergelangan tangan. Setelah dicek, ternyata terkena minyak panas. Saking paniknya, usai api padam, saya memang langsung membawa penggorengan ke sink dish. Khawatir tiba-tiba mengobarkan api lagi. Padahal, bila kompor sudah dimatikan seharusnya api tidak lagi muncul.

Nah, rupanya meski tidak terlalu banyak, masih ada sisa minyak goreng panas di penggorengan tersebut. Efek terburu-buru, minyak tersebut mengenai pergelangan tangan saya dan menyebabkan panas dan perih yang lumayan. Namun, karena waktu itu harus menyelamatkan kedua bocah dari kepungan asap. Rasa sakit tersebut terabaikan. Baru terasa saat semuanya dirasa aman.

Apa yang Dilakukan?

Beruntung luka yang saya alami tidak parah. Usai dibasuh dengan air yang mengalir rasa sakitnya berkurang. Kulit juga untungnya tidak melepuh. Setelah beberapa hari hanya menyisakan garis berwarna hitam lumayan besar yang setelah beberapa hari luruh sendiri seperti kulit mati. Setelah garis hitam tersebut luruh, tidak terlihat sama sekali bagian kulit tersebut pernah tersiram minyak panas.

Namun, kerabat saya dulu pernah mengalami kejadian yang kurang beruntung terkait minyak panas. Kedua kakinya tersiram minyak mendidih yang lumayan banyak saat sedang menggoreng sesuatu di sebuah acara hajatan keluarga. Waktu itu yang digoreng lumayan banyak, sehingga menggunakan minyak yang juga lumayan banyak.

Sontak acara hajatan yang tadinya semarak, berubah jadi duka. Saking sakitnya, kerabat saya itu menggerung-gerung. Berteriak. Efek kasihan, sebagai pertolongan pertama sebelum dibawa ke dokter, ada salah satu orang yang berada di sana berinisiatif mengoleskan pasta gigi. Konon katanya untuk mengurangi rasa panas yang menerpa. Namun, ternyata menurut dokter yang waktu itu didatangi, pertolongan seperti itu tidak tepat. Mengoleskan odol hanya memperburuk luka.

Apa Tindakan yang Tepat?

Menurut beberapa referensi, salah satunya berdasarkan keterangan dari dr. Fhemilya Indra Resvita, Sp.KK yang dirilis Femina. Saat terkena minyak panas, segera basuh yang terkena minyak tersebut dengan air mengalir hingga terasa nyaman. Minyak panas yang terkena kulit harus segera dibasuh agar tingkat kedalaman luka tidak bertambah.

Bila di kulit masih ada noda minyak, bilas noda minyak tersebut dengan menggunakan sabun yang mengandung mouisturizer. Gosok pelan-pelan. Setelah itu, basuh kembali dengan air mengalir sampai dirasa cukup.

Tidak direkomendasikan menggunakan sabun antiseptik. Tidak juga diperbolehkan mengoleskan sesuatu seperti yang dilakukan kepada kerabat saya itu, odol –atau kecap, telur mentah, atau yang lainnya. Hal tersebut justru akan memperburuk luka yang terkana minyak panas.

Bila diperlukan, segera meminta bantuan tim medis. Bila belum sempat ke dokter, luka tersebut terlanjur melepuh, biarkan saja. Jangan memecahkan atau mengelupaskan lepuhan tersebut. Khawatir nanti, malah terjadi infeksi. Apalagi konon katanya, penyembuhan luka akan lebih baik bila masih ada kulit yang menempel.

Bila tidak memungkinkan ke dokter, disarankan mengompres luka tersebut dengan cairan normal saline. Cairan ini dapat meredakan kemerahan pada kulit, memberi rasa nyaman, dan mengatasi pelebaran pembuluh darah yang berlebihan. Gunakan dua kali sehari selama 30 menit. Bila ke dokter, tentu saja gunakan obat dari dokter hehe.

Lalu bila lukanya lumayan banyak dan parah seperti kerabat saya itu, boleh mandi tidak sih? Menurut dr. Fhemilya Indra Resvita, Sp.KK, bisa tetap mandi. Bahkan saat mandi, biarkan luka tersebut terbilas air yang mengalir. Namun, bila memungkinkan gunakan sabun dengan kandungan pelembab yang bagus untuk bagian luka.

Setelah itu, keringkan tanpa menggosoknya. Setelah kering, bisa dikompres dengan cairan normal saline seperti yang disebutkan di atas. Nah, bila dokter meresepkan krim antibiotik, lakukan segera setelah mengompres dengan cairan normal saline. Saat lembab, kulit lebih optimal menyerap obat.

Hati-hati dan Waspada

Musibah bisa datang kapan saja dan kepada siapa saja. Namun, sebenarnya hal tersebut dapat diminimalisir. Untuk kasus saya, waktu itu saya sepertinya kurang fokus. Saat itu saya menggoreng french fries sambil menggendong anak bungsu saya yang tiba-tiba sedikit rewel. Efek khawatir anak saya terpercik minyak, malah kejadian hampir kebakaran.

Selain itu, saat itu saya juga ingin menghasilkan kentang goreng yang krenyes tanpa ada sisa minyak. Alhasil saya yang biasanya mematikan dulu kompor, baru mengangkat masakan, ini malah kebalikannya. Saya rencananya mengangkat dulu masakan, baru mematikan kompor. Namun, karena di luar kebiasaan ujung-ujungnya malah lupa.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat memasak sebaiknya lakukan sesuai kebiasaan saja. Masak tidak sempurna juga tidak apa-apa kok. Anak dan suami mah seneng-seneng saja walaupun masakan kita masih bertabur minyak hehe, yang penting semua berjalan baik. Tidak ada kecelakaan saat memasak.

Selain itu, untuk menghindari kebakaran, sebaiknya dekat kompor tidak ada sesuatu yang mudah terbakar. Jauhkan. Ini pelajaran banget buat saya. Hingga sekarang, saya tidak memasang tirai lagi di jendela dapur. Saya biarkan saja terbuka. Jujur, masih agak sedikit takut.

Nah yang paling penting, meski merasa sudah mematikan kompor. Tidak ada salahnya mengecek dua atau tiga kali usai memasak. Untuk memastikan kalau kompor memang betul-betul sudah dimatikan. Jangan sampai hanya keyakinan kita saja sudah dimatikan, ternyata si api masih berkobar.

Alhamdulillah saat itu saya masih dilindungi. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *