Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Kasus Covid-19 Batam Masih Tinggi, Aktivitas Masyarakat Nyaris Normal

Suasana di salah satu kopitiam di Batam. | Dokumentasi pribadi

Kasus Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, masih mengkhawatirkan. Batam masih termasuk zona merah corona. Berdasarkan data yang dirilis laman lawancorona.batam.go.id, per Selasa (1/12), ada 54 kasus tambahan Covid-19. Dengan rincian, kasus konfirmasi bergejala ada 28 orang, dan tanpa gejala 26 orang.

Jadi total keseluruhan kasus Covid-19 di Batam yang terkonfirmasi mencapai 4.159. Dari jumlah yang terinfeksi Covid-19 tersebut, jumlah yang sembuh mencapai 3.332 orang, meninggal 105 orang, dan yang masih dalam perawatan 722 orang.

Data dari laman lawancorona.batam.go.id

Bila dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya, kasus yang terinfeksi Covid-19 di minggu pertama Desember 2020 relatif lebih sedikit dibanding dengan minggu-minggu sebelumnya. Mungkin itu karena Desember 2020 baru berjalan dua hari. Kasus yang dihitung bahkan baru satu hari, per tanggal 1 Desember 2020.

Berdasarkan data yang dirilis laman lawancorona.batam.go.id, penambahan kasus Covid-19 tertinggi di Batam terjadi pada minggu ke-3 Oktober 2020, jumlahnya mencapai 571 orang. Setelah itu jumlahnya sedikit menurun. Namun, tetap saja masih ratusan. Tambahan kasus Covid-19 pada minggu ke-4 Nopember 2020, bahkan mencapai 382 orang.

Pasar dan Tempat Makan Mulai Ramai

Meski kasus Covid-19 di Batam masih tergolong tinggi, bila saya perhatikan, sejak tiga bulan terakhir ini masyarakat lebih santai menghadapi pandemi Covid-19. Masyarakat Batam tetap waspada dengan virus tersebut, hanya saja mereka terlihat lebih leluasa melakukan berbagai aktivitas di luar ruangan.

Tempat makan mulai padat pengunjung. | Dokumentasi Pribadi

Bila saat awal pandemi tempat makan selalu terlihat sepi, kini sudah mulai ramai. Beberapa tempat makan bahkan selalu penuh dengan orang-orang yang akan sarapan pagi atau makan siang. Hampir setiap meja terisi pengunjung. Tak ada meja kosong. Salah duanya yang terlihat seperti itu di kopitiam di kawasan Bengkong dan di warung makan di kawasan Nagoya.

Pagi hari dia akhir pekan, banyak penggowes yang mampir untuk sarapan pagi di salah satu kopitiam kawasan Bengkong. Tak hanya pecinta sepeda, banyak juga keluarga-keluarga yang sepertinya lebih memilih sarapan di luar saat akhir pekan dibanding memasak makanan sendiri di rumah.

Begitu juga dengan salah satu makanan khas Sunda di kawasan Nagoya. Saat makan siang, lumayan penuh pengunjung. Nyaris tidak ada kursi kosong. Padahal saat awal pandemi selalu terlihat sepi. Bahkan pengelola warung makan tersebut sampai mengurangi jenis dan jumlah makanan yang dijual.

Tak hanya tempat makan, pasar juga seperti itu. Bila pada awal-awal pandemi pasar terlihat lengang, kini sudah mulai berjubel pengunjung, terutama pada akhir pekan di awal bulan. Ramainya luar biasa. Memilih daging ayam atau daging sapi pun harus antre, begitupula saat memilih ikan atau bumbu dapur.

Anak-anak Mulai Bemain di Luar

Tak hanya orang dewasa, anak-anak juga sudah mulai “berkeliaran”. Mereka bermain di luar bersama teman sebaya. Umumnya mereka bergerombol bermain sepeda, bermain petak umpet, hingga bermain bola. Mirisnya, terkadang mereka tidak memakai masker. Entah tidak dibekali oleh orangtua, atau memang mereka yang enggan menggunakan alat pelindung tersebut.

Pasar mulai ramai. | Dokumentasi Pribadi

Saya tidak tahu pasti apa pertimbangan orangtua mengizinkan anak-anak mereka bermain di luar bersama anak tetangga di saat pandemi masih merebak. Mungkin pertimbangannya karena masih satu lingkungan. Masih tetangga dekat. Tidak mungkin terpapar Covid-19. Padahal virus tidak ada yang tahu.

Tak hanya itu, beberapa minggu sebelum Penilaian Akhir Semester (PAS) sekolah anak saya juga mengizinkan anak-anak belajar di sekolah. Durasinya memang terbatas dan setiap kelas dibatasi hanya lima siswa. Selain itu, diterapkan protokol kesehatan yang lumayan ketat. Hal ini dilakukan karena ada desakan dari orangtua. Mereka meminta guru menerangkan secara langsung karena beberapa pelajaran yang diterangkan oleh orangtua katanya tidak bisa diserap dengan baik oleh anak. Hadeeh!

Masyarakat Lebih Santai

Bila diperhatikan, masyarakat kini memang lebih santai menghadapi Covid-19. Corona seolah sudah dianggap menjadi bagian hidup yang harus dihadapi. Sudah banyak yang melakukan aktivitas secara normal, bedanya setiap kali keluar rumah mereka menggunakan masker, selain itu rutin mencuci tangan.


Data dari laman lawancorona.batam.go.id

Pandemi Covid-19 ini memang cukup menguras emosi. Meski demikian, pemerintah harus tetap konsisten mengingatkan masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, bila diperlukan tetap melakukan sanksi tegas kepada yang melanggar aturan. Pandemi yang sudah berlangsung cukup lama bukan alasan mengendurkan aturan. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *