Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Saat Warga Batam Kembali Beraktivitas di Tengah Covid-19

Suasana Pasar Cahaya Garden Batam. | Dokumentasi Pribadi

Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, masih dalam tahap persiapan tatanan kelaziman baru (new normal). Meski demikian, aktivitas di pulau seberang Singapura ini, tak lagi senyap seperti saat awal pandemi Covid-19 merebak. Aktivitas warga sudah mulai menggeliat. Warga sudah mulai terlihat banyak beraktivitas di luar rumah.

Hal yang paling terasa adalah aktivitas di pasar tradisional. Maret 2020, saat kasus pertama Covid-19 muncul di Batam, suasana di pasar terlihat lengang, khususnya Pasar Cahaya Garden yang rutin saya kunjungi. Pengunjung terlihat berkurang cukup drastis. Padahal pasar ini termasuk pasar tradisional favorit yang dikunjungi warga Batam.

Suasana saat Ramadan lalu, April 2020, sepi. | Dokumentasi Pribadi

Satu hari menjelang Ramadan, pasar ini juga terlihat masih sangat lengang. Tidak ada penumpukan pembeli seperti pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Pasar sedikit terlihat lebih ramai saat menjelang Idulfitri. Namun hanya di beberapa kios tertentu, salah tiganya adalah kios yang menjual ayam potong, daging sapi dan bumbu dapur. 

Suasana tadi pagi dari sudut pandang yang sama, lebih ramai. | Dokumentasi Pribadi

Deretan kopitiam yang berada di sekitar pasar juga terlihat sepi. Selain karena Ramadan, pada awal-awal program pemerintah #diamdirumah, ada petugas khusus yang memantau dan mengingatkan agar warga tidak mengkonsumsi makanan di tempat (dine in), tetapi dibungkus –dibawa pulang (take away).

Ini semakin terlihat ramainya. | Dokumentasi Pribadi

Namun, tadi pagi (14/06) saat saya kembali berbelanja ke Pasar Cahaya Garden untuk membeli beberapa kebutuhan dapur, pasar sudah terlihat lebih ramai. Nyaris sama seperti hari-hari normal sebelum Covid-19 melanda Batam. Penjual sayur, ikan, daging, buah, dan bumbu dapur diserbu pembeli.

Suasana pasar mulai kembali ramai. |Dokumentasi Pribadi

Bedanya, pengunjung  dan penjual di pasar mengenakan masker. Selain itu, tanpa diminta mereka juga aktif menjaga kebersihan diri. Saat tangan terasa kotor, tanpa ada yang mengimbau, menyuruh, apalagi memaksa, pengunjung langsung mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir di tempat cuci tangan yang sudah disediakan. Beberapa ada yang mencuci tangan dengan cairan hand sanitizer yang dibawa sendiri dari rumah.

Kopitiam, Warung Bakso, hingga Supermarket Sudah Mulai Ramai

Suasana yang terlihat mulai ramai adalah kopitiam. Sudah mulai banyak pengunjung yang makan di tempat, meski dengan meja yang dibuat lebih berjauhan. Tadi pagi saat saya berkunjung, para pengunjung umumnya terlihat datang bersama keluarga. Suami/istri dan anak-anak mereka. Mungkin mereka memanfaatkan libur akhir pekan.

Suasana di salah satu kopitiam, mulai ramai. | Dokumentasi Pribadi

Warung bakso  juga sudah mulai banyak pengunjung. Selain dibawa pulang, banyak juga yang memilih memakan bakso di tempat. Bakso Priangan yang merupakan bakso paling favorit di Kota Batam malah sudah ramai sejak Ramadan lalu. Saat Bulan Ramadan pun sudah banyak yang makan di tempat.


Suasana di salah satu kopitiam, mulai ramai. | Dokumentasi Pribadi

Selain tempat makan, lokasi yang sudah mulai banyak dikunjungi warga Batam adalah supermarket dan minimarket. Pada jam-jam tertentu, berbelanja di minimarket dan supermarket dekat rumah saja mengantre. Antreannya lumayan panjang lagi. Terkadang malah sesekali harus sewot karena ada saja yang bandel memotong antrean karena malas berdiri terlalu lama.

Suasana di salah satu supermarket dekat rumah. Mulai ramai. | Dokumentasi Pribadi

Kompak Menyediakan Tempat Mencuci Tangan

Saat ini, hampir setiap tempat yang banyak diakses oleh masyarakat umum di Kota Batam, menyediakan tempat untuk mencuci tangan. Umumnya tempat-tempat publik tersebut menyediakan sabun dan air yang mengalir. Sabun dan air yang mengalir tersebut ditempatkan di bagian depan dekat pintu masuk.

Tempat cuci tangan di salah satu toko kue. | Dokumentasi Pribadi

Meski demikian, ada yang mewajibkan pengunjung mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk, ada yang tidak. Salah satu tempat yang ketat mengharuskan pengunjung untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan aktivitas di tempat yang mereka kelola adalah Supermarket Bengkong Indah.

Tempat cuci tangan diPasar Cahaya Garden. | Dokumentasi Pribadi

Bila tidak mau mencuci tangan terlebih dahulu, pengunjung tersebut tidak boleh masuk. Selain itu, beberapa minggu terakhir ini mereka juga mengharuskan pengunjung diukur terlebih dahulu suhu tubuhnya sebelum masuk ke dalam supermarket. Bila suhu tubuh diatas normal, tidak boleh masuk ke dalam supermarket.

Imbauan agar tetap selalu mengenakan masker. | Dokumentasi Pribadi

Terkait masker, sudah otomatis harus mengenakan. Tidak boleh tidak. Keluar dari pintu pagar rumah saja masker sudah otomatis menutup hidung dan mulut. Apalagi berkunjung ke tempat umum, lokasi yang ramai dikunjungi oleh warga yang lain. Beberapa pengelola memang terlihat cukup tegas menerapkan aturan.

Kopitiam yang sudah mulai ramai. | Dokumentasi Pribadi

Bakso Priangan yang berlokasi di Nagoya pun demikian. Namun, pengelola tempat makan ini tegas terkait physical distancing. Saat itu, ada salah satu pengunjung yang meminta dua meja disatukan. Ia memang datang bersama beberapa orang yang lumayan banyak. Sepertinya, mereka ingin makan bersama-sama dalam satu meja yang dideretkan berdekatan.

Kopitiam yang sudah mulai terlihat ramai. | Dokumentasi Pribadi

Namun, pengelola warung bakso tersebut mengatakan tidak bisa. Meja dan kursi sudah diatur sedemikian rupa agar posisi antar pengunjung tidak terlalu berdekatan dan bergerombol. Saat ini tidak ada meja yang deretkan lebih dari satu agar lebih banyak menampung pengunjung dalam satu lokasi duduk. Alhasil, pengunjung tersebut akhirnya duduk di dua meja yang terpisah.

Demi kebaikan bersama pengelola memang harus tegas seperti itu. Pengunjung juga akan maklum. Terlebih, meski tatanan kelaziman baru sudah mulai diterapkan di beberapa kota di Indonesia, penderita Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah. Jumlah penderita Covid-19 di Indonesia mencapai 38.277.

Sementara untuk Kota Batam, jumlah kumulatif kasus Covid-19 mencapai 170 kasus. 12 meninggal dan 87 sembuh. Sementara 71 orang yang terindikasi Covid-19 masih menjalani isolasi dan perawatan di beberapa rumah sakit. Mirisnya, jumlah tersebut masih ada kemungkinan bertambah karena saat ini masih ada 176 sampel swab yang masih menunggu pemeriksaaan.

Tetap Harus Waspada

Meski Pemerintah Daerah Kota Batam mulai melakukan pelonggaran terkait aktivitas masyarakat, kita tetap harus waspada. Jangan lengah. Tetap jaga diri. Kalau bukan kita yang menjaga diri kita sendiri, siapa lagi? Kalau bukan kita yang saya pada diri kita sendiri, siapa lagi?

Pengunjung pasar yang kembali ramai. | Dokumentasi Pribadi

Kalau sudah terkena Covid-19 repot. Semua aktivitas terganggu. Tidak bisa ngantor, tidak bisa mencari nafkah, tidak juga bisa berkumpul dengan keluarga tercinta. Bagi yang masih punya anak kecil, pikirkan kelangsungan hidup anak. Terlebih bagi yang merantau dan tidak memiliki kerabat dekat.

Bila terpapar Covid-19, siapa yang akan mengurus anak-anak selama berminggu-minggu? Tok, tok, tok! Itu pun kalau selamat melawan Covid-19, kalau sampai meninggal –amit-amit, rela kalau anak tiba-tiba menjadi yatim atau piatu?

Pengunjung kopitiam yang kembali ramai. | Dokumentasi Pribadi

Oleh karena itu tetap harus bijak. Kalau memang sudah harus bekerja seperti biasa di kantor, tetap harus bekerja, tetapi patuhi protokol kesehatan. Jangan malas mengenakan masker, jangan lupa cuci tangan. Selain itu, tahan diri dulu untuk bepergian yang tidak perlu. Pulang kerja, langsung pulang saja ke rumah.

Terkait makan di luar, ada kalanya memang tidak bisa menghindari untuk makan di luar. Namun demikian, tetap harus waspada. Pilih tempat makan yang terlihat bersih, baik lokasi, makanan yang dijual, maupun penjualnya itu sendiri. Jangan asal makan, asal kenyang. Kalau memungkinkan memang lebih baik membawa bekal makan dari rumah.

Hindari penjual yang terlihat kurang sehat, batuk-batuk, ataupun meler karena influenza. Bukannya paranoid, tetapi lebih baik berjaga-jaga kan dibanding kejadian. Apalagi di Batam sudah ada kasus penjual jajanan dan makanan siap santap yang terkena Covid-19 dan menularkan kepada pembeli.

Terkena Covid-19 atau tidak sebenarnya takdir, meski demikian kita tetap harus berupaya menghindari penyakit tersebut sebisa kita. Jangan pasrah begitu saja. Terlebih dalam Islam kita selalu diwajibkan untuk berikhtiar. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *