Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

The Best So Far, TK AIS Batam

Asik bermain. | Dokumentasi Pribadi

TK waktu Qisti sekolah dulu, bagus tak?

Setiap kali mendekati tahun ajaran baru, ada beberapa teman yang mengajukan pertanyaan seperti itu, baik secara langsung maupun melalui pesan singkat.  Meski sudah mensurvei secara langsung ke sekolah, mereka sepertinya merasa lebih afdol bila mendapat testimoni langsung dari yang pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.

Biasanya, bila ada yang menanyakan seperti itu, saya langsung menjawab bagus banget. Menurut Saya TK Al-Kahfi Islamic School (AIS), Batam, Kepulauan Riau, memang luar biasa bagus. Saya sangat bersyukur waktu itu memutuskan untuk menyekolahkan si sulung di TK yang berlokasi di Imperium itu.

Tidak Ada Drama Hari Pertama Sekolah

Anak yang menjerit-jerit histeris, umumnya menjadi pemandangan yang lumrah kala hari pertama sekolah. Terutama untuk anak-anak TK yang biasanya baru pertama kali merasakan ditinggal orangtua untuk belajar dan bermain dengan para teman sebaya. Namun, di TK AIS hampir tidak ada pemandangan seperti itu.

Ini momen hari pertama sekolah. | Dokumentasi Pribadi

Ada memang satu-dua anak yang enggan berpisah dengan sang ibu atau sang ayah, tetapi setelah dibujuk oleh guru, umumnya dengan senang hati berpisah sementara dengan orangtua dan ikut bermain dengan teman-teman sekelas, juga teman-teman dari kelas lain. Tidak sampai menjerit-jerit ketakutan.

Hari pertama sekolah anak-anak (baru) berkumpul di aula. Mereka melakukan kegiatan seru khas anak-anak. Orangtua disarankan untuk pulang dan datang kembali nanti saat menjelang pulang sekolah. Namun, bila terlalu khawatir dengan si buah hati, bisa menunggu diluar. Saya waktu itu termasuk ibu-ibu yang khawatir dan memutuskan menunggu di luar aula sekolah.

Namun setelah melihat anak saya –melalui kaca kecil yang dipasang di pintu, sangat menikmati kegiatan yang diadakan di aula tersebut, saya akhirnya memutuskan untuk pulang, dan kembali menjelang jam pulang sekolah. Padahal waktu itu saya sampai bela-belain cuti kerja, sengaja mau menunggui anak. Khawatir ada drama, dan anak tidak mau ditinggal. Namun ternyata, tidak ada drama seperti itu.

Lebih Cepat Bisa Calistung

Saya sempat kaget sekaligus senang saat anak saya sudah lancar menulis, membaca dan berhitung saat sekolah belum juga genap tiga bulan. Kok bisa menulis membaca dan berhitung secepat itu? Bukan hanya menulis dan membaca huruf latin lagi, tetapi juga huruf hijaiyah.

https://www.instagram.com/p/BbdhbpcHOuJ/
Belajar calistung hingga murottal.

Kaget karena saya tidak membantu mengajari di rumah. Saya paling hanya mengajak anak membaca buku, menceritakan dongeng, menyediakan anak pensil dan kertas untuk menggambar atau mengorat-oret. Paling banter mengenalkan huruf dan angka. Namun, tidak pernah secara khusus mengajarkan anak menulis dan membaca.

Makanya saat anak saya bisa menulis, membaca dan berhitung dalam waktu singkat kaget sendiri. Namun ternyata di TK AIS itu ada metode yang memungkinkan anak-anak bisa membaca dan menulis lebih cepat tanpa merasa terbebani.

Belajar Berani Tampil

Hal yang paling saya suka dari TK AIS adalah mengajarkan anak berani tampil. Setiap akhir semester, ada waktu khusus yang mengharuskan anak-anak untuk tampil di panggung. Biasanya dilombakan, ada lomba mewarnai, murottal, lomba shalat, lomba membaca doa, hingga lomba puisi.

Belajar berani tampil. | Dokumentasi Pribadi

Biasanya yang menyiapkan semuanya sekolah. Kita hanya tinggal menonton saat anak-anak tersebut lomba. Bila ingin anak tampil lebih maksimal, bisa dibantu di rumah untuk berlatih. Namun, bila semua dipercayakan ke pihak sekolah pun, anak-anak sudah tampil sangat memukau. Saya sempat kaget sendiri saat pertama kali menonton “Panggung Anak Ceria” yang rutin diadakan itu, anak saya ternyata bisa ya membaca surat dalam Al-Quran yang lumayan panjang dengan tartil, padahal masih TK A. Bisa membaca puisi dengan nada dan gerakan yang menarik.

Belajar lebih kreatif. | Dokumentasi Pribadi

Hal yang paling membuat bahagia adalah rasa percaya diri saat anak saya menaiki panggung dan membawakan surat yang harus dibaca. Tidak ada rasa grogi, tidak ada rasa takut salah. Menariknya (hampir) seluruh anak seperti itu. Berani tampil dengan penuh rasa percaya diri. Kalaupun ada yang salah, tidak ada yang menertawakan, anak yang salah itu juga tidak menangis. Anak yang melakukan kesalahan saat tampil, biasanya buru-buru mengoreksi yang salah, lalu melanjutkan hingga selesai.

Tidak Ribet Membawa Perlengkapan Sekolah

Jam belajar TK AIS dari pukul 07.30 hingga 12.00 WIB untuk Senin sampai Kamis, dan pukul 07.30 hingga 10.30 WIB untuk hari Jumat. Waktu belajar yang cukup panjang untuk anak TK. Itu makanya, tidak pernah ada tugas tambahan di luar sekolah yang harus dikerjakan di rumah. Semua kegiatan belajar selesai saat jam belajar di sekolah.

Tidak repot membawa perlengkapan sekolah. | Dokumentasi Pribadi

Paling yang minta dibantu di rumah adalah menghapal surat-surat dalam Al-Quran. Namun, itu lebih ke mendengarkan anak membaca surat-surat tersebut. Mengapa? Karena anak-anak umumnya sudah hapal dengan surat-surat yang ada dalam daftar tersebut. Saya sangat salut dengan gurunya. Bagimana cara mengajari anak-anak menghapal surat-surat itu dengan baik. Jujur, setelah SD ini saya agak kesulitan membantu anak belajar menghapal surat-surat dalam Al-Quran. Padahal sewaktu TK dulu, surat yang dihapal tak kalah panjang.

Selain tidak dibebani dengan tugas sekolah, hal yang menyenangkan adalah kita tidak direpotkan dengan berbagai perlengkapan sekolah. Semua perlengkapan sekolah disiapkan oleh sekolah. Tidak hanya disiapkan, tetapi juga disimpan di sekolah. Sehingga, saat berangkat sekolah, anak-anak hanya membawa tas yang berisi air minum dalam botol.

Makananpun, anak saya tidak pernah bawa karena lebih memilih untuk ikut catering dari sekolah. Kata anak saya, makanannya enak, variatif. Selain itu makan beramai-ramai dengan menggunakan piring khusus. Setiap anak dibuat berkelompok yang diganti setiap hari. Sehingga, rasa kekeluargaan lebih terasa.

Rutin Outing Tanpa Merepotkan Orangtua

Saat saya masih kecil dulu, banyak ibu-ibu yang suka ngeluh, “malas memasukan anak ke TK, sedikit-sedikit iuran untuk piknik, sedikit-sedikit harus izin kerja karena harus menemani anak jalan-jalan.”

Nah, di TK AIS tidak seperti itu. Biaya outing tidak dipungut setiap kali mau piknik. Biaya tersebut sudah dimasukan ke biaya bulanan yang harus dibayarkan oleh orangtua. Sehingga, saat mau piknik, tinggal berangkat saja, tidak perlu lagi pusing karena mungkin kebetulan sedang tidak ada dana berlebih untuk membayar iuran diluar biaya rutin bulanan.

Serunya lagi, anak-anak juga tidak perlu bawa apa-apa lagi. Hanya tinggal bawa badan. Snack, makanan dan minuman sudah disiapkan oleh sekolah. Meski begitu, saya tetap selalu membekali anak snack dan air putih. Meski ternyata tidak dimakan, katanya pagi pas mau dimakan sudah kenyang sarapan, pas selesai outing diberi makanan dari sekolah. Akhirnya dibawa pulang kembali. Terkadang hanya dibuka sebagian.

Nah, untuk ibu-ibu bekerja, lumayan cocok menyekolahkan anak di sini. Saat rihlah seperti itu, orangtua tidak wajib mendampingi. Untuk beberapa kegiatan kita bahkan tidak diizinkan ikut. Tujuannya katanya agar anak-anak lebih mandiri. Biasanya hanya guru dan siswa saja.

Namun bila orangtua disarankan ikut, tetapi ada halangan yang tidak memungkinkan untuk ikut, bisa menghubungi wali kelas. Nanti wali kelas yang akan mendampingi anak kita saat si anak kemungkinan membutuhkan bantuan, contohnya saat mandi usai berenang di pantai, atau saat harus mengambil snack dan makanan yang disediakan sekolah.

Guru Sangat Tanggap dan Peduli

Hal yang paling saya sukai adalah guru sangat tanggap dan peduli dengan murid. Hampir tidak ada drama perundungan. Kalaupun ada murid yang agak sedikit “berbeda”, suka mukul misalnya, atau suka iseng yang kelewatan, biasanya cepat ditangani sang guru dengan baik. Sehingga, tidak sampai merugikan anak lain.

Perbandingan jumlah guru dan murid diupayakan seimbang. Ada batasan jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab setiap guru di kelas. Bila siswa lebih banyak, guru ditambah. Sewaktu semester akhir di TK B, pernah gurunya sampai tiga. Hal tersebut dikarenakan ada tambahan murid baru. Bila memaksakan hanya dua guru, kata pihak sekolah tidak memungkinkan. Belajar-mengajar khawatir jadi tidak optimal.

Selain itu, anak-anak yang belum di jemput tidak diperkenankan bermain di luar kelas. Kalaupun sebelumnya murid-murid sudah menunggu di depan ruangan dekat pintu masuk sekolah, biasanya diminta kembali ke kelas bila orangtua belum juga datang menjemput hingga waktu yang sudah ditentukan.

Anak-anak yang terlambat dijemput biasanya akan bermain di kelas, dibawah pengawasan guru. Ini sangat membantu dan membuat orangtua tenang, terlebih saat isu penculikan anak marak seperti saat ini. Saya soalnya pernah menjemput anak sangat terlambat. Lupa kalau itu hari Jumat. Sehingga, saya baru datang pukul 12.00 lewat, padahal sejak pukul 10.30 anak-anak sudah selesai belajar. Pas saya datang menjemput, anak saya sedang bermain sendiri di kelas, sementara dua gurunya sedang makan siang di kelas. Hadeeh jadi merasa bersalah.

Bangunan Berupa Ruko

Ada kelebihan, tentu ada kekurangan. Satu yang disayangkan dari TK AIS adalah bangunannya yang hanya berbentuk ruko. Bukan sekolah dengan pagar tinggi. Meski demikian tetap nyaman. Saat masuk ke dalam, tidak terasa lagi suasana ruko, karena bangunannya sudah dimodifikasi.

Tempat favorit, playground. | Dokumentasi Pribadi

Lapangan yang cukup luas juga tersedia, anak-anak bisa bermain sepak bola, bola voli, hingga lari. Ada playground juga. Bagus. Pijakannya bukan dari tanah, keramik, atau pulasan semen, tetapi dari pasir halus. Sehingga, kalaupun anak tidak sengaja jatuh, tidak khawatir lecet atau luka. Setiap pulang sekolah, anak saya biasanya sering main dulu di playground. Pulang-pulang sudah menjelang sore.

Nah, selain bangunan yang masih berbentuk ruko, dulu sewaktu anak saya sekolah, 2016/2017 dan 2017/2018, belum ada kantin. Dulu ada beberapa penjual –orangtua murid, yang berjualan aneka makanan di samping sekolah. Namun, oleh pengelola gedung dipindah ke lokasi yang sedikit jauh. Sekitar 50 meter dari sekolah. Namun, sebenarnya ini tidak masalah. Anak TK kan memang tidak boleh jajan. Selain itu, sudah ada catering dari sekolah.

Kalau menurut saya, The best TK in Batam so far, masih TK AIS. Teman saya bahkan ada yang rela mengorbankan satu tahun masa belajar anaknya yang bungsu, untuk mengulang sekolah di TK AIS.

Dulu teman saya itu menyekolahkan anak sulungnya di TK AIS. Namun untuk si bungsu ia memilih sekolah lain. Alasannya, TK di mana saja sama. Namun setelah satu tahun bersekolah di TK lain, ia merasa TK AIS paling bagus. Akhirnya, tahun ajaran berikutnya mendaftarkan anak bungsunya di TK AIS, mengulang dari TK A.

Semoga membantu. Selamat berburu sekolah pertama untuk si kecil. Salam! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *