Cucum Suminar

Lifestyle, Parenting & Travelling Blog

Hari Air Sedunia 2016: Air dan Pekerjaan

Screen Shot 2016-02-08 at 13.34.30

Jaga Air Bersih untuk Keberlangsungan Batam

Air merupakan senyawa yang paling diperlukan Bumi untuk menunjang kehidupan. Semua manusia, hewan dan tumbuhan membutuhkan air untuk dapat bertahan hidup. Konon katanya, manusia dapat bertahan tidak makan hingga delapan minggu selama masih mengkonsumsi air, namun tidak bisa bertahan hidup jika tidak meminum air selama tiga hingga lima hari berturut-turut.

Selain untuk menunjang kehidupan, air juga berfungsi sebagai alat pendukung transportasi. Banyak wilayah di Indonesia yang masih menggunakan air sebagai alat pendukung transportasi, salah satunya adalah Kota Batam, Provinsi Riau. Pulau berbentuk kalajengking ini memanfaatkan air sebagai salah satu fasilitas pendukung transportasi agar terhubung dengan kota lain seperti Tanjung Pinang, Singapura, hingga Johor, Malaysia.

Air juga berfungsi sebagai sumber energi. Tidak sedikit sumber air yang difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Ada PLTA Peusangan di Aceh, PLTA Asahan di Sumatera Utara, PLTA Maninjau di Sumatera Barat, PLTA Saguling di Jawa Barat, PLTA Lodoyo di Jawa Timur, hingga PLTA Bakaru di Sulawesi Selatan.

Begitu pentingnya air bagi kehidupan manusia, membuat Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan satu hari dalam satu tahun sebagai Hari Air Sedunia  atau World Water Day. Perkumpulan berbagai bangsa sedunia tersebut menetapkan 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia.

Peringatan Hari Air Sedunia pertama kali dirayakan pada tahun 1993. Perayaan tersebut bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat dunia akan pentingnya air bagi kehidupan mahluk hidup di muka bumi. Selain itu, peringatan ini juga dilakukan untuk melindungi pengelolaan air secara berkelanjutan.

Tahun ini, tema Hari Air Sedunia yang diangkat adalah Water and Job  atau  Air dan Pekerjaan. Tahun lalu, tema yang diambil adalah Water and Sustainable Development atau Air dan Pembangunan Berkelanjutan. Setiap tahunnya, Hari Air Sedunia mengambil tema yang berbeda dengan mengangkat isu khusus.

KONDISI AIR DI BATAM

Saat curah hujan normal, air baku yang ditampung di lima dam yang dibangun Otorita Batam (BP Batam) sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Pulau Batam. Air baku dari Dam Sei Harapan, Ladi, Nongsa, Mukakuning, dan Duriangkang mencapai 3.850 liter/detik, sementara kebutuhan air di Batam masih sekitar 3.100 liter/detik hingga 3.200 liter/detik.

Berdasarkan data ATB, air baku yang ada saat ini cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Pulau Batam hingga dua tahun kedepan. Bila air baku Dam Tembesi yang berkapasitas 600 liter/detik sudah bisa dimanfaatkan, cadangan air di Batam diperkirakan cukup hingga 2022/2023 – dengan catatan pemakaian air bersih tidak naik secara signifikan dari saat ini.

Namun harus diingat, air baku di Batam sangat tergantung dengan iklim. Batam sedikit berbeda dengan kota lain di Indonesia. Kota berpenduduk 1,1 juta jiwa ini hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air baku. Akibatnya, saat curah hujan menurun signifikan, air baku di dam otomatis berkurang secara drastis.

Hal tersebut seperti yang terjadi pada pertengahan 2015 lalu saat El Nino melanda Batam. ATB  selaku operator air bersih di Batam bahkan terpaksa harus melakukan penggiliran suplai air (water rationing) agar air baku di pulau seluas 415 km2 tersebut cukup hingga El Nino berlalu.

Meski tidak mudah, beruntung El Nino 2015 dapat dilalui dengan baik. Masyarakat Batam tetap dapat menikmati air bersih dengan jumlah cukup meski beberapa harus begadang karena jadwal suplai air yang sedikit bergeser. Pelanggan ATB harus usaha sedikit ekstra menampung air diluar jam normal, terutama bagi yang tinggal di wilayah tertinggi dan terujung dari pipa.

Pada El Nino 2015 lalu, beruntung juga yang paling terdampak adalah Dam Sei Harapan, Sei Ladi dan Nongsa, bukan Dam Duriangkang. Apa jadinya bila dam terbesar di Pulau Batam tersebut mengalami penggiliran suplai? Mungkin aktivitas di kota yang dipimpin oleh HM Rudi ini harus “cuti” sementara karena tidak ada air bersih.

Dam Duriangkang memang masih menjadi andalan. Meski demikian, kondisi Dam Duriangkang saat ini sedikit memprihatinkan. Dam yang menyuplai 70 kebutuhan air di Batam tersebut mulai kembali ditumbuhi eceng gondok. Eceng Gondok menyebar cukup banyak, salah satunya di dekat pintu masuk dam tersebut. Lokasi yang dulunya diisi hamparan air, kini ditumbuhi hijaunya eceng gondok.

Bila pertumbuhan eceng gondok terus dibiarkan, bukan tidak mungkin dalam beberapa waktu kedepan akan menutupi sebagian besar dam. Padahal seperti yang kita tahu, eceng gondok dapat menyebabkan pendangkalan. Mungkin ada baiknya pemerintah mengajak semua lapisan masyarakat – bisa pelajar dan mahasiswa – secara sukarela membantu membersihkan eceng gondok tersebut. Toh untuk kepentingan bersama.

Bila Dam Duriangkang tidak lagi handal, dam mana lagi yang dapat menjadi tulang punggung Batam? Sementara Dam Tembesi yang digadang-gadang dapat menyuplai tambahan air baku sekitar 600 liter/detik baru akan beroperasi tahun depan karena masih menunggu proses desalinasi alami.

Belum lagi pertumbuhan perumahan yang cukup padat di sekitar Dam  Duriangkang, Sei Beduk. Ada banyak perumahan baru yang dibangun di wilayah tersebut. Meski saat ini belum berdampak secara langsung, namun suatu hari nanti pasti akan ada dampak yang terasa akibat lajunya pertumbuhan di wilayah tersebut.

Ada baiknya pemerintah membatasi pertumbuhan perumahan di sekitar dam. Selain mengurangi daerah tangkapan air hujan, maraknya perumahan tersebut dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kualitas air baku di dam. Air baku khawatir tercemar limbah rumah tangga seperti yang terjadi di Dam Baloi yang saat ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena terlalu tingginya biaya pengolahan.

Selain menjaga dam yang sudah ada, ada baiknya pemerintah juga mulai memikirkan sumber air baku baru. Apalagi pertumbuhan penduduk di Batam mencapai 8,1 persen per tahun, lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk secara nasional yang hanya berkisar sekira 6 persen per tahun.

Perlu diingat, semakin banyak penduduk di suatu wilayah, kebutuhan air akan  semakin meningkat. Apalagi tingkat ekonomi di Batam juga cukup baik sehingga kebutuhan air pasti tidak sedikit. Semakin sejahtera suatu penduduk di suatu wilayah, akan semakin boros menggunakan air.

MENJAGA AIR BERSIH UNTUK KELANGSUNGAN BATAM

Batam merupakan salah satu kota industri yang diandalkan pemerintah pusat untuk mendongkrak perekonomian nasional. Batam setidaknya memiliki 22 kawasan industri yang tersebar di beberapa titik. Hingga Juni 2016, nilai investasi asing dan domestik yang ditanamkan di Batam mencapai US$ 15.944.774.136. Investasi tersebut dari beberapa perusahaan yang berasal dari Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia Cina, dan lainnya. (Sumber: datin.bpbatam.go.id).

Batam juga merupakan kota terbanyak ketiga yang dikunjungi wisatawan asing, setelah Bali dan Jakarta. Banyak wisatawan asing yang tertarik berkunjung ke Batam, terutama wisatawan dari negara tetangga sesama ASEAN. Wisatawan dari Singapura dan Malaysia bahkan setiap akhir pekan berkunjung ke Batam.

Pelaku bisnis nyaman berinvestasi di Batam karena Batam memiliki hampir seluruh fasilitas yang dibutuhkan. Demikian juga dengan wisatawan asing. Batam menawarkan beragam destinasi wisata yang dapat dinikmati oleh para pelancong tersebut,mulai dari wisata belanja hingga wisata alam.

Namun bila sampai terjadi krisis air di Kota Batam, mungkinkah para pebisnis masih mau menanamkan investasi di Batam? Para wisatawan masih mau berkunjung ke Batam? Sementara untuk bisnis tertentu sangat tergantung dengan ketersediaan air, begitu juga dengan sektor wisata. Hotel dan resort bahkan merupakan salah satu konsumen terbesar air bersih ATB.

Oleh karena itu, yuk kita sama-sama menjaga kelangsungan air di Kota Batam. Salah satunya dengan tidak menghamburkan air, menjaga lingkungan, dan mendukung program pemerintah untuk menjaga keberlangsungan air baku di Kota Batam dengan menanam pohon dan tidak melakukan aktifitas yang merusak dam – seperti membuka tambak ikan di dam atau menjalankan usaha peternakan yang limbahnya dapat mencemari dam. Ayo kita jaga dam bersama-sama demi kelangsungan Batam. Selamat Hari Air Sedunia! (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *